bolak balik

SEMUA ORANG PASTI MENDAPAT COBAAN, JALANI DENGAN BERSYUKUR

Minggu, 26 Oktober 2014

Tanpa Kabar darimu


Sekarang, aku harus membiarkan diri bernapas tanpa perhatianmu. Aku mengawali hari, sambil menatap ponselku yang sepi tanpa kabarmu. Aku mencoba menerima kenyataan ini, sebagai pemuda yang bukan siapa-siapamu, aku tak bisa menuntut banyak. Aku hanya bisa hanya bisa mencintaimu dari sini dan jika rindu, yang kulakukan hanya satu, membaca ulang pesan singkat kita.

Pagi tadi, aku melawan rasa sakitku, ingin melihatmu disekolah, entah ingin memanggil nama kesayangan yang kuberikan padamu atau sekedar mengingatkan jangan telat makan, atau mungkin berkata rindu. Abaikan itu semua, Sayang, kau tahu sejak awal aku adalah pemuda yang tahan banting disakiti berkali-kali jika sudah terlalu mencintai.

Aku terlalu menyakinkan diriku bahwa suatu saat nanti kaulah sosok yang akan  membahagiakanku, aku telah memimpikan banyak hal, kaukan membawa matahari untukku dan mengusir semua mendung yang menutupi hariku. Kaukan bawa aku ke langit yang paling cerah, membawaku terbang, melihat betapa padatnya kota ini masih ada bunga-bunga yang bisa membuat kita tersenyum. Kamu akan membawaku pulang ke hatimu dan kita membuat banyak daftar mimpi baru untuk kita wujudkan bersama.

Siang tadi, aku masih menatap ponsel berkali-kali, berharap itu kamu yang mungkin saja sama rindunya denganku. Sayang, kautahu aku ini pemuda yang senang merajuk tapi didalam hati ini ada rindu yang ingin meledak dalam amarah. Seperti janji-janji kita pada setiap pesan singkat, entah kapan Tuhan mau inginkan hal itu terjadi, kita pasti akan berpeluk secara nyata. Doa yang kusebutkan malam itu pasti menemukan jawabannya dan jawaban itu adalah kamu. Tapi, aku tak tahu kapan saat itu datang, aku tak tahu harus bersabar berapa lama lagi. Aku tak tahu harus menunggu sampai kapan lagi.

Jemari ini telah lelah menyentuh hatimu yang dingin. Kaki ini telah tak sanggup lagi melangkah karena enggan kau bawa lari jauh-jauh lagi, aku takut dipersimpangan jalan sana, kaukan meninggalkanku, mengejar tujuanmu sendiri tanpa menyertakanku dalam langkahku. Adakah kau tahu, Sayang, pemuda yang selalu menunggumu pulang ini tak secerewet ini jikasehari saja kau kabari dia, kausapa dia, kau beri sedikit cium meskipun cium itu masih berbentuk emoticon dan tulisan.

Aku sendiri kesepian, aku kehilangan senyumku, senyumku seakan-akan tergantung pada kehadiranmu. Kau jauh disana, entah sedang apa atau mungkin sedang sibuk, mungkin disana kau juga lupa ada yang diam-diam mendoakanmu, melipat tangannya, menitikan air matanya, saat berkali-kali namamu tak absen dalam doanya.

Sayang, tolong kembalikan senyumku. Eh, tapi aku sedikit senyum, deh. Aku tadi sedikit tersenyum karena senyum tukang es kamilo yang berdiri didepan rumahku. Ya, pokoknya singkat kata, kamu pulang ya. Cepet ! aku kangen kamu, kangen kita, kangen semua. Tolong jangan pergi lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar