bolak balik

SEMUA ORANG PASTI MENDAPAT COBAAN, JALANI DENGAN BERSYUKUR

Senin, 03 Oktober 2016

Terimakasih untuk Yang Tersayang


sumber: www.google.com
Malam itu jam menunjukkan pukul 00:00 wib. Notifikasi facebook dihandphoneku berdering beberapa kali. Kabel charger masih terpasang kokoh dilobang ponselku, sesekali putus sambungan pengisian batre sebab keadaan kabelnya yang sudah lama dan kadang tak terisi sama sekali batre kedalam ponselku. Satu persatu notifikasi itu kubuka, terpampang disana beberapa ucapan selamat ulang tahun berserakan diberanda facebookku.

Satu dua tiga dan seterusnya. Redaksinya bahasanya hampir semuanya sama, namun ada beberapa yang menuliskan dalam bahasa arab yang biasanya kita baca. Teman, saudara, para fans dan haters pun ikut meramaikan beranda facebookku hanya sekedar menuliskan tiga huruf sakral. HBD, tulisan itulah yang memenuhi notifikasi sejak dari malam hingga malam kembali. Ada juga yang menulis dengan kata-kata yang sedikit panjang, namun tak sampai lima puluh karakter, bahkan sepuluh karakter pun tak sampai.

Kiriman itu terus mengalir hingga malam menjelang pergantian tanggal empat oktober. Saat itu belum berani semua kubalas apa yang tertulis diberanda, bahkan untuk memberikan jempol saja terasa berat, seperti ada yang membisik “kau masih menunggu ucapan dari orang yang kau sayang, kan?” Terus aku berlalu mengotak-katik beberapa notifikasi yang belum terbaca, sehingga ponselku mengabarkan untuk menyambungkan ke pengisian daya.

Malam itu tiga oktober, sorang anak laki-laki tampan nan mempesona bertambah umurnya yang ke-19 tahun. Seorang pemberani yang lahir sembilan belas tahun silam kini sudah menginjak usia dewasa, tangisannya yang bergema diseantero rumahnya ketika itu membuat keluarganya bahagia terharu mendengar tangisan seorang anak laki-laki yang tampan terlahir dengan selamat kedunia.

Tak ada yang istimewa pada malam itu, seperti biasa aku hanya sibuk dengan ponselku, dan tak menghiraukan notifikasi-notifikasi diberanda facebookku. Hanya beberapa aplikasi sosial media yang kupakai, dan semua aplikasi itu kubuka demi melihat berandanya saja dan berharap ada satu ucapan yang kutunggu. Namun sayang, tak ada satupun ucapan yang masuk keberanda itu. aku menghela nafas sejenak mendongak ke atas, ya hanya lampu yang terlihat menyinari kamarku yang tak begitu besar. Akupun berlalu untuk tidur sebab esok hari masih banyak pekerjaan yang harus ku urus diorganisasi dan jurusanku.
***
Pagi ini aku sengaja bangun lebih awal, agar lekas sampai dikampus dan tak terjebat macet dijalan nanti. Seperti biasa aku berkeliling sebentar ke jurusan hanya sekedar melihat-lihat keadaan sekitar fakultas yang sejak pagi tadi sudah ramai oleh mahasiswa yang jadwal kuliah pagi. Datang lalu duduk diparkiran ngobrol bersama penjaga parkir, itu sudah sering kulakukan sembari menunggu seorang wanita manis yang selalu kuceritakan dalam sajak-sajak kemarin sore saat sedang bersantai disebuah pelataran toko dibawah rintikan hujan.

Namun berbeda dengan pagi ini, ku sempatkan singgah disekretariat Lpm Dinamika dibelakang aula utama kampus. Setelah mendapat ucapan selamat ultah dari beberapa senior disana, aku langsung menuju kelas berjumpa dengan teman sekelas yang sedang duduk menjaga standnya disana ditemani beberapa seniornya saat itu. Berbincang hangat sebentar seputar politik dikampus dan perbincangan itu berkanjut ke kantin.

Beberapa menit menunggu, akhirnya wanita manis itu datang juga dengan setelan tas samping yang berwarna hitam legam dan mengalungi lengan kanannya. Sebuah buku berbentuk note melekat ditangannya, bak mahasiswi senior semester atas, dan itulah wanita manis yang sering kuperbincangkan saat didera rindu padanya. Bawaannya yang santai membuatku berfikir apakah dia mengingat bahwa hari ini aku bertambah usia. 

Aku masih sibuk dengan ponselku yang terus menerus bergetar. sudah banyak masuk notifikasi diberanda facebookku, kadang kala aku tertawa dengan semua ucapan para fans dan teman-teman. Dengan senang hati aku membalas satu persatu kiriman tersebut, dengan balasan yang baik pula pastinya, dan aku juga belum menemui ucapan dari wanita manis itu.

Bakkk, buku coklet berbentuk note itu menyentuh bahu kiriku, pukulan sedikit kuat namun tepat menempel dilengan kiri bajuku, aku tersenyum sedikit lebar melihat ke arahnya. Ia berpamitan ingin pergi dengan temannya yang sudah beberpa langkah didepan dari padanya, sebelum berbalik badan ia melempar senyum, sepertinya ia bersemangat pagi ini. dan itulah yang membuat semangatku selalu ada ketika melihat senyum manisnya.

Jam masuk telah tiba, semua dosen berhalangan hadir sebab semua dosen ada acara workshop dan hanya memberikan kami tugas. Tak ada kata perintah aku keluar dari kelas hanya ingin menghirup udara luar ruangan yang pengap dengan kipas angin yang hanya membuat orang didalamnya masuk angin. Sebuah panggilan nama terdengar jelas ditelingaku, aku berbalik badan dan berlalu ke sumber suara. 

Disana ada beberapa perempuan dan tak ketinggalan wanita manis itupun turut hadir mengisi bangku panjang halte disamping stand seorang kawan yang kadang-kadang ada gila-gilanya. Belum sampai hingga beton putih membatasi jalan, teriakan dengan nada marah terdengarku dan seorang perempuan lainnya juga ikut memarahiku, pastinya dengan redaksi bahasa yang mengagetkanku. Saat itu akupun bingung dengan perkataan yang kudengar, aku langsung menuju wanita manis tersebut sembari memberi senyum. Suara marah itupun masih saja mengikutiku walau aku sudah berada didekat wanita manis ini. hampir mengeluarkan air mata ketika itu saat kupandang mata wanita manis itu berkaca-kaca. Dan jika memang apa yang dikatakan oleh beberapa perempuan tadi benar, mungkin aku akan sangat bersalah.

Akhirnya semua itu hanyalah sebuah skenario semata, kemudian ia langsung mengambil kue yang disembunyikan dibelakangnya, sembari mengucapkan selamat ulang tahun abang. Semua yang kupikirkan sejak semalam sampai siang tadi seketika langsung berubah dengan rasa haru dan bahagia. Merasa sangat disayangi dan sangat senang ketika itu. Tak tau harus berkata apa, melainkan ucapan terima kasih atas apa yang sudah dilakukannya hari ini. dan itulah yang membuatku makin sayang padanya, dan menurutku ia sangat romantis.

Terimakasih Tuhan, Engkau masih memberikan keberkahan umur yang sangat luar biasa ini, untuk terus mendekatkan diri pada-Mu, berbakti kepada orang tua dan keluarga, menjaga wanita manis itu agar selalu bersama-sama kala suka maupun duka. Terimaksih diumur yang sudah menginjak dewasa ini masih diberikan kekuatan jasmani untuk terus belajar mengukir karya-karya dan juga kesehatan rohani untuk terus melaksanakan perintah-Mu. Terimakasih “my everything” untuk semua pengorbanan dan perjuangannya selama ini, kasih sayang dan perhatiannya. Aku tahu kau sangat sayang padaku, dan akupun begitu.

Pada akhirnya, aku hanya ingin menyebutkan sebuah doa kepada-Mu ya Tuhanku. Agar, aku selalu dalam lindungan-Mu. Mampu mengajarkan yang baik untuk semua orang yang kusayang terkhusus untuk wanita manis itu agar aku mampu membimbingnya menuju cinta-Mu yang hakiki. Bisa meluangkan waktu untuknya walau dalam keadaan sibuk, berikan dia kesehatan jasmani dan rohaninya sehingga dia bersemangat dalam melaksanakan aktifitas studynya. Tuhanku, aku sayang padanya namun tak akan pernah kulupakan cintaku pada-Mu. Ajari aku cara untuk membahagiakannya, aku hanya ingin selalu dekat dengannya. Tuhan, aku tak butuh penghargaan yang besar, cukup dia selalu ada buatku dan kabulkanlah doaku.

Jumat, 09 September 2016

Wanita Terindah


sumber: www.google.com

Beberapa hari terakhir ini aku sangat senang, karena semakin dekat denganmu. Bisa dibilang bahagia berkenalan dengan wanita sepertimu orangnya ramah, murah senyum, manis dan malu-malu tipe orang Aceh umumnya. Kesederhanaanmu itu yang selalu kukagumi, keceriaanmu itu adalah semangat baru untukku, dan itu adalah hal baru setelah keterpurukanku.

Beberapa kali melihatmu membuatku semakin terpesona denganmu. Keindahan milik Tuhan ada padamu yang setiap saat selalu menyertai pikiranku. Bukan untuk terus menyanjungmu, tapi itulah yang bisa kulakukan untuk menghibur diriku kala rindu padamu. Ketenganan diriku ada saat tergambar dipelupuk mataku kau hadir memberikan senyuman indah padaku.

Malam ini hujan turun begitu deras, hawa dingin yang terasa menusuk ke tulangku. Tak ada selimut untuk sekedar menghangatkan badan ini. Aku ingat ketika berjumpa denganmu kau memainkan mata sembari melempar senyum ke hadapanku. Mungkin aku terlalu berlebihan membicarakan tentangmu hingga lupa bahwa semua itu titipan Tuhan padamu.

Aku lebih gemar berada didepan keyboard laptopku untuk berbicara denganmu melalui aksara tua ini. Perhatian yang kau berikan padaku, kusambut dengan baik begitu juga denganku, semua perhatian yang baik selalu kukirimkan untukmu yang jauh disana. Ingatkah sewaktu kita membicarakan jauh dimata dekat dihati? Benar memang kita jauh dari bola mata, namun akan selalu dekat dihati.

 Masih dengan cerita kemarin, mengagumimu adalah caraku memelukmu dari kejauhan, melihat keindahanmu dan melukiskan wajahmu adalah hal yang selalu kulakukan untuk senantiasa membuatmu tetap ada dalam sanubariku. Bukan perkara sulit lagi untuk memlih kata-kata kiasan sebagai pengantar dalam menulis tentangmu. Aku sudah mampu membuat karangan yang sedemikian rupa untukmu.

Setiap goresan penaku adalah doa untukmu yang terbaik yang terindah dalam hidupku. Pekan lalu kau masih terlalu malu denganku, aku paham kau mungkin perlu waktu untuk beradaptasi membiasakan diri dengan segala tingkahku dipesan singkat kita. Terkadang redaksi bahasa ku dalam mengetik terlalu lebay. Namun itu semua kulakukan hanya untuk menjaga senyummu dan rasa nyamanmu denganku.

Setiap pesan yang kau kirim kepadaku aku selalu membacanya dengan sumringah, entah mengapa gerangan, mungkin kaupun begitu kala menerima pesan singkat dariku. Mungkin aku orang yang sibuk bagimu, namun dalam kesibukanku itu aku selalu menyempatkan diri untuk menanyakan kabarmu, agar kamu tetap terjaga untukku.

Kemarin sudah pernah ku katakan bahwa kamu itu manis, kamu itu indah, dan malam ini aku ingin mengulang kata-kata itu. Malam ini aku merasa kamu ada disampingku disaat aku sedang duduk didepan laptopku menuliskan cerita tentangmu, mengabadikan senyum manismu dengan jemariku. Kini aku tak sendiri lagi, ada kamu disisiku mendengarkan suara rintikan hujan diluar sana.

Kekagumanku padamu belum habis, aku masih terlalu kagum dengan pesan singkatmu untukku, terlalu manis dan seakan aku diajak terbang mengitari langit yang sedang menangis itu. Terus terang aku katakan aku sayang padamu, aku terpikat padamu, namun semua itu kembali pada Tuhan, sebab Dialah yang menentukan semuanya.

Setiap pesan singkat yang kulayangkan padamu itu adalah ketikan dari hatiku yang paling dalam melalui perantara jemari. Pesan sinkatmu semakin memantapkan hatiku, meneguhkan komitmenku untuk terus menghidupkan namamu dihatiku serta menyimpan senyummu dalam tulisanku. Perasaanku padamu sudah sangat tepat, aku memilihmu untuk selalu bersamaku, dan kamu adalah pilihan terbaikku yang Tuhan simpan selama ini.

Malam ini dibawah rintikan hujan banyak yang ingin kukabarkan padamu, banyak yang ingin kutulis untukmu. Namun aku takut jika suatu saat nanti semua kekagumanku padamu sirna ditelan waktu. Aku takut jika semua ini hanya sandiwara layaknya seperti film leyar lebar, mungkin jika itu terjadi tolong berikan aku kabar sebelum itu semua terjadi, setidaknya aku sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan aku terima.

Semoga itu semua hanya pikiranku saja, aku yakin kau akan selalu disampingku menemaniku dikala sepi, memelukku saat kedinginan menerpa dan menyemangatiku diwaktu terjatuh. Kau penyemangat bagiku bersama keluargaku, untuk terus menjelajah hidup ini bersamamu. Aku yakin kau adalah pilihan Tuhan yang paling indah untukku, dan aku yakin kata-kata aku suka padamu itu lebih tepat untukmu. Wanita manisku.

Menebar Ilmu Di Tanah Simalugun



Langit dibelenggu gumpalan kelabu, memayungi lengkungan kubah yang menaungi sebuah bangunan, di bawahnya berdiri pilar-pilar besar sebagai penyangga. Sang induk bangunan, yang biasanya digunakan sebagai tempat ibadah itu terlihat sepi. Para penghuninya kini disibukkan dengan kegiatan rutin yaitu belajar, untuk menambah ilmu dunia sebagai bekal di akhirat kelak. Tempat mereka disini, di Pesantren Modern Al-Barokah Pematang Siantar, dan mereka biasa disebut santri.

Nyaris dikatakan sore, kaki kami menapaki jalan berbalut batako berlanjut lantai marmer putih yang tidak terlalu mengkilap. Tubuh kami dibawa ke salah satu ruangan yang dianggap sakral bagi para penghuni disini; ruang makan. Sepi bagaikan tanpa penghuni, hanya ada kami bertujuh di ruang makan. Di dalamnya, bertengger sebuah meja bundar yang di atasnya terdapat lapisan kaca yang bisa diputar.

Tidak lama acara makan siang kami berlangsung, sementara jam terus berjalan seolah-olah mengejar kami untuk segera bergegas. Belum genap kaki kami melewati batas pintu, suara azan menelusup indra pendengaran. Berdasarkan kesepakatan, usai diantar menuju mess dan melaksanakan Salat Ashar, kegiatan akan dimulai, air di muka kami mendadak sumringah setelah empat jam berkutat dengan jendela bus sembari memandangi jalanan.

Perjalanan kali ini merupakan salah satu program kerja LPM Dinamika UIN SU, yaitu Kelas Jurnalistik. Usai melaksanakan kewajiban, kami bergegas menuju Aula. Materi pertama disampaikan oleh Juraidah Nasution. Detail ia jelaskan bagaimana cara pengambilan foto jurnalistik. Peserta yang sepenuhnya adalah para santri, mereka mendengarkan dengan cermat, antusias ketika bertanya dan mengaplikasikannya dengan baik ketika simulasi.

Udara di penghujung agustus sore itu sejuk, ditambah lagi letak pesantren berada di perbukitan. Ketika menjelang maghrib, pelatihan untuk materi pertama pun berakhir. Para santri dengan lihainya berlari menuju masjid, mereka sumringah dengan datangnya maghrib terlebih ketika dikumandangkannya azan. Kami kembali ke mess, perempuan dan laki-laki messnya terpisah.

Lagi-lagi makan malam kami dipersiapkan, hanya tinggal melahap setelah itu kembali ke Aula, melanjutkan materi kedua. Motivasi Menulis merupakan judul kedua dari rangkaian agenda Kelas Jurnalistik, diisi oleh Pemimpin Umum Gigih Suroso. Semangat mereka terlihat lebih membara, ada yang dengan antusiasnya menulis di buku catatan. Usai pemaparan, peserta diberi kesempatan memasuki laboratorium komputer, menuliskan sebuah artikel yang akan mereka kembangkan tiap-tiap outlinenya. “Buat outline, caranya menggunakan kalimat tanya. Setelah kalian menulis list pertanyaannya, jawab dan kembangkan pertanyaan tersebut,” papar Gigih Suroso.

Gelap yang sedari tadi menyelimuti, jarum jam yang terus berputar dan materi kedua kami berakhir malam ini tepat pukul 22.00 WIB. Persiapan untuk besok pagi tentunya membutuhkan tenaga, untuk itu kami perlu istirahat. Peserta izin kembali ke asrama terlebih dahulu.

Setelah fajar menyambut, kami buru-buru melangkah ke kamar mandi secara bergantian. Di luar mess, kru laki-laki sudah siap menunggu kami untuk sarapan. Enak memang, tinggal di dalam mess yang lumayan luas untuk anak perantauan dan diselimuti dinginnya Air Conditioner. Sarapan kami tidak terlalu santai, kami dikejar waktu dan harus segera menyelesaikan tiga materi lagi hari ini.

Materi wawancara dan menulis straight news dipaparkan oleh Firda Adinda Syukri. Beberapa peserta kemudian diberi kesempatan untuk mempraktekkan wawancara. Setelah itu  pemateri mengomentari dengan maksud untuk memperbaiki cara mereka wawancara. Usai praktek wawancara, peserta diajak untuk menulis berita straight news. 

Pukul 13.00-15.00 WIB, Fakhrurrazi menyampaikan materinya mengenai videografi dan editing. Pemaparan yang berlangsung selama dua jam tersebut dilanjutkan dengan simulasi dipandu oleh beberapa kru sampai pukul 17.00 WIB. Setelah itu proses editing dihabiskan peserta sampai maghrib. Usai isya, pelatihan dilanjutkan dengan materi Dasar Corel Draw oleh Enggar Tyas Untari dan In Design yang dipaparkan oleh Rizka Rahma Fajri.

Langit masih gelap. Kami bergegas dari mess dan menunggu di sisi kanan masjid, tepat di depan mess perempuan. Sebuah mobil van melaju dari arah tanjakan dan berhenti tepat di depan kami menunggu. Pagi itu, kami meninggalkan Pesantren Modern Al-Barokah. Dengan tempo sedang, mobil melaju melewati gerbang besi yang menjulang di pintu masuk.

Selasa, 06 September 2016

Wanita Manis




sumber: www.google.com
Pada tulisan kali ini aku tak tahu harus bagaimana menulis serangkaian kata untuk menjadi sebuah kalimat baku yang sering kupelajari selama ini, bahkan kata pengantar saja aku tak tahu. Kata-kata kiasan tak bisa kutuangkan dalam kertas tanpa noda ini, memegang pena pun terasa gemetar untuk menyentuhnya. Entah apa gerangan, akupun tak tahu harus memulai dari mana tulisan ini.

Paras wajahnya yang ayu, manis, ceria mungkin itulah yang tergambarkan dari seluruh sudut pandangku selama ini. Bola matamu yang sayu seakan membuatku tersenyum kala memandangmu walaupun dari kejauhan. Benar kata pepatah, diluar sana masih banyak yang lebih indah dari yang kau bayangkan, dan salah satu keindahan itu kau mendapatinya bermurah senyum padamu seakan ia ingin mengajakmu ketaman bunga dan berbincang bersamanya.

Bukan maksud memadu kasih dengan hayalan ataupun mimpi, tidak juga bermaksud meninggikan seorang makhluk. Aku tau hakikat dari seorang makhluk. Yang tinggi itu adalah Tuhan, dan aku tak mau mengalahkan Tuhan hanya untuk mengagumimu semata. Namun sebaliknya aku mengagumimu karena Tuhan, itu saja.

Ada pepatah mengatakan bermimpilah setinggi bintang dilangit kelak jika kau jatuh, maka kau jatuh diantara mimpi-mimpimu itu. Sayangnya aku tak mempunyai mimpi setinggi itu, aku takut jika jatuh tak bisa kembali ceria seceria saat aku memandangmu dan seceria saat aku menulis tentangmu.

Belum habis banyanganmu padaku, sosok itu kembali tergambar saat kupejamkan mata. Sekali dua kali tiga kali, aku terbangun dari tidurku. Kerongkonganku kering, dada ini terasa sesak tak ada air untuk menghilangkan rasa haus dan menyembuhkan rasa sesak didada. Padahal dulu aku ingat sebuah doa sebelum tidur, ayahku pernah mengajariku doa sebelum tidur. Tapi malam itu entah mengapa aku ingin wanita itu yang mengucapkan doa itu dan aku mengikutinya.

Rasa malu-malu yang melekat padanya membuatku makin penasaran dengan wanita manis ini. Pertama bertemu aku hanya melihatnya dengan sekilas sembari bersenda gurau dengan teman seperjuangan, tertawa itulah tugas kami ketika kemarin kedatangan mereka. Tak ada pikiran untuk menertawai mereka para calon pemimpin bangsa, hanya saja bersenda mengisi waktu senggang, sebab masih dalam keadaan libur.

Mungkin inilah kata pengantar pada tulisan kali ini. Sedikit panjang dan terlalu ambisius, tapi itulah kenyataannya. Hanya melalui pesan singkat blackberry messenger aku memantapkan jemari ini untuk mengetik obrolan singkat untuknya. Saling menayakan kabar, mengingatkan makan serta ibadah itu sudah biasa kita lakukan. Hanya pesan singkat biasa, tak ada yang berbau kemesraan dalam pesan singkat kami. Ingat hanya pesan singkat biasa.!

Wanita hebat, kuat, dan berani mengendarai motor dari rumahnya yang lumayan jauh untuk menggali ilmu dibangku perkuliahan, bukan untuk ketemu aku ya hahaha. Agak sedikit lebay kalau kata anak jaman sekarang. Tapi itulah sedikit sajak dari seorang penulis amatiran, yang tulisannya kadang kala dimuat dimedia cetak, dan kadang juga tidak dimuat.

Belum habis kuperbincangkan wanita manis itu, yang selalu kusebut-sebut namanya saat setelah melaksanakan kewajiban kepada-Mu. Kata demi kata kurangkai menjadi sebuah doa indah dalam terjemahan bahasa indonesia. Namanya selalu kubawa disetiap doaku, kuperbincangkan namanya, wajahnya, senyumnya, bahkan semua yang ada padanya. Namanya yang panjang selalu lengkap kusebutkan dengan ejaan yang fasih agar doaku tak meleset walaupun semeter. Aku belum bisa menerjemahkan doaku kedalam bahasa arab seperti yang lain, yang aku tau Tuhan Maha Memahami segala jenis bahasa, mungkin dalam kalimat bahasa indonesia yang indah ini doaku terkabul, pinta ku dalam hati.

Semangat yang terpancar dari wajahnya selalu kuabadikan dalam tulisanku, aku tak tahu apakah dia akan membacanya atau tidak. Mungkin ini hanya gambaran kecil dari kesederhanaan wanita manis yang ku kagumi itu. Mungkin mengagumimu melalui lisan aku tak bisa, aku bukan seperti orang-orang yang lincah dalam merayu. Mungkin banyak diluar sana yang mengatakan tentangmu padaku, namun aku percaya bahwa kamu adalah wanita manisku yang disimpan Tuhan untuk ku selama ini.

Tapi yakinlah, kamu abadi dalam tulisan ini, jikalau nanti aku tak mengangumimu lagi, kamu atau aku bisa membaca tulisan ini mungkin dengan itu aku akan merindukan disaat menulis dan berjumpa denganmu ketika pertama bertatap muka. Yakinlah namamu selalu kubawa dalam doaku, wajahmu pasti selalu kuingat seiring nafasku berhembus jika wajahmu tak lagi kuingat maka nafasku sudah tidak berhembus lagi. 

Mataku selalu memberikan pesan bahwa kamu itu indah, kamu itu manis, sederhana, murah senyum dan baik. Mungkin itu semua terlalu berlebihan kedengarannya, tapi aku terus mengagumimu dalam tulisan ini, sampai kapanpun kamu tak akan pernah pergi dalam tulisan ini, sekalipun aku telah tiada. Tinta ini masih akan terus ada untukmu mengabarkan kabar pesan singkat kita, senyum kamu, dan bahagianya aku mengenal kamu.

Melalui aksara tua ini ku lukiskan namamu agar selalu didalam doaku dan melalui sejak tak bersuara ini pula harapanku kau akan selalu kukagumi. Mengabadikanmu disetiap tulisanku adalah caraku memelukmu dari kejauhan, menepis kerinduanku kala terbayang wajahmu, dan mengingatkanku akan senyummu yang menawan membiaskan segala keraguan untuk terus mendoakanmu lahir dan bathinku. Wanita manisku.

Minggu, 12 Juni 2016

Peran Media Sebagai Sarana Edukasi

sumber: google.com

Media dalam bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam buku (Sadiman, dkk: 6). Media adalah perantara atau perantara atau sarana atau pengantar pesan atau informasi. Lalu menurut Rohani (1997: 3) media adalah segala sesuatu yang dapat berfungsi sebagai perantara, sarana, alat untuk proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. 20 Tahun 2003, Bab I, Pasal I).

Dengan demikian media pendidikan dapat diartikan sebagai sarana atau alat komunikasi antara guru dan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan. Dalam dunia pendidikan media sangat diperlukan guna menunjang kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh baik dalam pembelajaran maupun pengaplikasian kepada peserta didik. Dengan hadirnya media sebagai sarana pendidikan di Indonesia dapat menambah angkah pendidikan tinggi dan menekan angka pegangguran di Indonesia, karena dengan adanya pendidikan masyarakat dapat memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh untuk diaplikasikan dalam dunia pekerjaan.

Hadirnya media dalam masalah pendidikan ini tentu saja sangat membantu para tenaga pendidik di Indonesia. Karena, dengan menggunakan media proses belajar mengajar jadi efektif dan mudah dimengerti oleh peserta didiknya. Media hadir dalam bentuk aplikasi untuk menunjang pembelajaran yang berbasis E-Learning seperti contoh aplikasinya adalah Et Modo dan . beberapa instansi pendidikan sudah memakai media ini agar proses belajar mengajar cepat, mudah, dan bisa dilakukan dimana saja asalkan koneksi internetnya lancar. Media massa yang sangat digemari masyarakat disemua lini adalah Televisi karena feedbacknya cepat dan sangat mudah ditemukan, selain itu juga ada media elektronik dan cetak.

1   Televisi.

Salah satu media massa yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah Televisi. Sampai saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan televisi untuk mengakses informasi. Hal ini jelas merupakan opportunity  bagi pertelevisian Indonesia untuk turut memberikan sumbangsih pendidikan yang berharga kepada publik.  Sesuai dengan salah satu fungsinya yaitu fungsi edukasi, televisi memiliki peluang besar untuk mendidik masyarakat dengan memberikan informasi yang benar dan bertanggung jawab sehingga mampu menumbuhkan masyarakat yang cerdas kerana televisi memiliki keterjangkauan informasi yang massive.
 
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar yang bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual atau penglihatan.

2    Radio.

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas, dan merambat lewat udara dan bisa juga lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara). Sejak zaman dulu hingga sekarang radio masih menjadi teman bagi masyarakat walaupun bukan dalam bentuk visual namun masyarakat masih banyak yang gemar mendengar radio. 

Radio sangat berpengaruh dalam mencerdaskan bangsa karena sejak zaman penjahan belanda radio terus berkontribusi hingga kemerdekaan Indonesia. Dengan adanya radio penjajah mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka, dan ini menjadi sebuah media yang sangat digemari untuk mendengarkan kabar berita oleh para pejuang kemerdekan Republik Indonesia zaman dulu.

      Surat Kabar.

Surat kabar atau biasa disebut Koran adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even, politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, dan cuaca. Surat kabar juga berisi karikatur yang biasanya dijadikan bahan sindiran lewat gambar berkenaan dengan masalah-masalah tertentu, komik, TTS dan hiburan lainnya.

Peran penting Surat kabar dalam bentuk informasi tertulis sangat menunjang edukasi di Indonesia. Dengan menyajikan berita dalam bentuk tulisan, maka masyarakat yang ekonominya dibawah rata-rata bisa mendapatkan informasi melalui surat kabar, bila dirumahnya tidak memiliki televisi dan radio. Surat kabar juga sampai saat ini masih disukai oleh semua kalangan masyarakat, bukan cuma koran, bahkan buletin pun bisa sebagai media dakwah kepada umat. Ini menunjuka bahwa surat kabar masih terus digemari oleh masyarakat.

Yang terpenting adalah, bagaimana kita bisa mengelola media itu sebagai sarana edukasi bagi keluarga kita dan masyarakat disekitar kita. Sarana pendidikan bukan cuma media massa, bahkan melalui media sosial pun pendidikan bisa tersalurkan, asalkan pengguna media ini harus tau untuk siapa disalurkan dan harus mengerti bagaimana dampak atau efek dari media tersebut. Dengan demikian, media merupakan sarana edukasi bagi masyarakat generasi bangsa Indonesia yang terus berkembang mengikuti arus globalisasi, sehingga masyarakat Indonesia tidak ketinggalan informasi yang disajikan oleh media massa maupun media sosial atau online.