Entah mengapa orang
yang dekat denganku kini berubah jauh dari yang ku harapkan. Entah aku yang
salah atau tidak, hal yang ku tak ingin terjadi kembali. Entah mengapa malam
ini, dia berubah dari malam-malam kemarin aku tak tahu. Pada malam itu
kesabaranku di uji kembali untuk yang ke sekian kalinya. Aku memakluminya dan
mengerti dengan apa yang dia rasakan sekarang.
Malam ini hanya
tinggal aku dan Engkau Tuhan, aku ingin sedikit bercerita tentang malam ini
padaMu, Tuhan. Aku yakin Engkau mau mendengar ceritaku ini, aku tak tahu harus
bagaimana pada malam itu, dirinya yang paling ku sayang tapi berbeda jauh
dengan yang ku harapkan. Mungkin Engkau sering mendengar ku menulis untuknya,
dengan frasa kata yang berulang-ulang. Tapi kekaguman ku padanya tak sirna
dengan perubahan yang sedemikian rupa.
Tak masalah, bagiku
perubahan adalah suatu bentuk kedewasaan seseorang dalam menyikapi berbagai hal
dan masalah hidup. Mungkin Wanita Manis itu lagi beranjak dewasa, aku paham dan
mengerti dengan keadaan ini. dengan penuh kesabaran aku tak menghiraukan malam
ini, mungkin dia hanya ingin sendiri dan tak mau diganggu, ya aku merasakan
itu.
Tuhan, masih seperti
doa kemarin, aku tak mau dia jauh dari ku Tuhan, aku ingin selalu didekatnya.
Aku ingin selalu memeluknya, menyanyanginya, mancintainya, memanjakannya, tanpa
melupakan sayangku pdaMu, Tuhan. Aku ingin seperti dulu Tuhan, walaupun dia tak
begitu padaku Tuhan, aku ikhlas, aku rela menangis deminya Tuhan, demi seorang
Wanita Manis, yang diam-diam ku mencintainya.
Sekarang aku serba
salah Tuhan, hanya Engkau yang bisa mendengar doaku ini Tuhan. Aku tak ingin
berandai-andai Tuhan, kisah ini sudah lama kuperjuangkan dan tak mudah untuk ku
lupakan. Mungkin dia mudah melupakan, karena bukan dia yang berjuang, melainkan
seorang pemuda yang kini usianya beranjak 17 tahun.
Mungkin karena
kebiasaan ku yang membuat dia begini, susah meninggalkan kebiasaan itu
kebiasaan yang telah lama mendiami jiwaku, dan sangat susah mengusirnya dari
jiwaku. Tapi demi dia aku akan berusaha meninggalkan kebiasaan itu, agar tak
ada cerita seperti malam ini kembali.
Sekarang terserah
padaMu, Tuhan. Engkau yang berhak menentukan, dan kami hanya bisa merencanakan.
Aku hanya pasrah dengan drama ini, aku hanya bisa sabar dan tawakal, mungkin
ini karmaku, atau mungkin ini takdirku, entahlah. Kalimat ini selalu ku
lantunkan sangat bersamaMu, Tuhan. Aku tak ingin jauh darinya, aku ingin selalu
bersamanya.
Aku tak memperhatikan
kesehatanku demi untuk dia, dari semalam sampai pagi ini aku hanya merasakan
sakit yang luar biasa dikepala, rasa sedih pada malam itupun makin membuat
kepala ku sangat pusing. Aku tak memberitahukan tentang keadaan ku sekarang
padanya Tuhan, aku tak mau dia mengkhawatirkan aku. Biarlah aku saja yang merasakan
sakit seperti ini, sudah biasa dan sudah sangat terbiasa. Dengan keadaan sakit,
mataku tak mau terpejam hanya menatap langit-langit kamarku yang gelap tanpa
cahaya sinar sedikitpun. Pikiran melayang-layang bak kupu-kupu yang beterbangan
kesana-kemari.
Mungkin ini
permintaan ku yang kesekian kalinya padamu, Wanita Manis ku. Jangan pernah jauh
dariku, tetap disini menjadi penyemangat bagiku, tetap menjadi madu dihatiku,
tetap menjadi bidadari dalam hidupku, dan tetap menjadi kebanggan bagiku.
Sekali lagi aku ingin
mengatakan “Minal Aidhin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin My Intan
Payong ”. Bang Jijie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar