bolak balik

SEMUA ORANG PASTI MENDAPAT COBAAN, JALANI DENGAN BERSYUKUR

Rabu, 18 Mei 2016

Orang Tua Sebagai Tenaga Pendidik Dirumah


Ilustrasi Kekerasan Terhadap Anak

Akhir – akhir ini banyak kita lihat dimedia cetak maupun elektronik memberitakan pelecehan seksual pada anak dibawah umur. Para pelaku tidak lagi takut kepada aparat keamanan apalagi kepada Tuhan, bahkan mereka sudah gelap mata untuk melakukan hal sebejat itu pada anak dibawah umur. Ini menandakan bobroknya sistem pendidikan dibumi Pertiwi, selain itu juga sedikitnya lapangan kerja yang diberi kepada para pengangguran oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Minimnya peluang untuk bekerja para pelaku sangat mudah terjerumus kepada hal-hal yang bersifat kriminal.

Selain itu, peredaran narkotika dinegeri Indonesia ini tergolong sangat tinggi, terbukti dari beberapa warga negara asing dan indonesia yang divonis hukuman mati. Namun, dampak dari hukuman mati tersebut tidak menyurutkan semangat pengguna narkoba lainnya, seakan mereka sudah nyaman dengan uang yang dihasilkan dari bisnis haram tersebut dan berefek fatal bagi dirinya sendiri dan orang disekitarnya. Inilah latar belakang terjadinya pelecehan seksual dari pengaruh narkotika. 

Korban tidak cuma dibawah umur, bahkan pekerja pabrik pun tega diperkosa secara sadis. Karena hasrat nafsu yang tak kesampaian pelaku nekat memperkosa dan setelah itu membunuhnya secara sadis. Ini terasa sangat memilukan bagi keluarga dan sanak saudara korban, mereka merasa sangat terpukul dengan kejadian ini. Belum lagi anak-anak yang tidak bersalah menjadi korban penjahat kelamin bahkan tetangganya sendiri tega diperlakukan layaknya seekor binatang. Maraknya konten-konten pornografi diinternet membuat pelaku sangat mudah dan terobsesi dengan adengan panas yang ia tonton dan sasarannya adalah anak dibaawah umur.

Siapa yang salah ? Kita tidak bisa menyalahkan satu pihak, karena banyak faktor yang menjadi timbulnya kekerasan pada anak dibawah umur. Jika sudah terjadi seperti ini, barulah nampak peran orang tua sebagai tenaga pendidik dirumah. Kelalaian keluarga juga menyebabkan korban lengah dengan bujukan pelaku, dengan rayuan memberikan makanan atau permen pada korban. Seharusnya orang tua lebih memperketat pengawasan terhadap si anak dalam bergaul dengan orang yang tidak ia kenal, sebagai orang tua sekaligus madrasah bagi anak-anaknya perlu diajarkan ketahanan mental kepada anak sejak usia dini.

Selain itu juga orang tua tidak hanya mengajarkan ilmu yang bersifat pada jasmaninya saja melainkan juga harus mengajarkan ilmu kerohanian untuk lebih mendekatkan sianak kepada Tuhan. Dengan demikian sianak akan terbentuk mentalnya secara jasmani dan rohani yang dapat membagun karakter yang lebih baik dan tidak gampang terhasut oleh orang yang baru ia kenal maupun yang tak dikenal sekalipun. 

Peran pemerintah juga sangat diperlukan dalam menangani masalah ini, pemerintah harus lebih gencar lagi memberikan sosialisasi didaerah yang terisolir serta membuka lapangan pekerjaan kepada pengangguran. Lalu, pemerintah juga harus menghentikan peredaran minuman keras serta memusnahkannya dan menangkap pelakunya. Kemudian aparat berwajib juga harus terus berupaya mempersempit gerak para pengguna, pengedar, dan pemasok narkotika di Indonesia guna membersihkan generasi bangsa dari dampak penyalahgunaan narkotika. 

Bila kita merujuk pada Undang Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 81 ayat (1) menyebutkan bahwa: Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

                Tentu saja hukuman ini terlalu singkat bagi keluarga korban yang dijatuhkan hakim kepada pelaku pelecehan seksual pada anak dibawah umur. Ironis jika kita melihat dimedia elektronik ketika keluarga korban meminta pihak berwajib menghukum pelaku dengan hukuman yang seberat-beratnya. Bukan saja keluarga korban, psikolog, lembaga perlindungan anak dan perempuan juga mengecam tindakan tersebut. Namun, sekarang ini kita berada pada negara demokrasi yang semuanya telah diatur oleh Undang Undang sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

            Dengan demikian, kehajatan ini dapat ditumpaskan jika semua pihak bekerjasama serta berperan penting baik itu masyarakat, pemerintah, maupun penegak hukum untuk menyelesaikan kekerasan terhadap anak dan perempuan di Indonesia. Masyarakat berperan sebagai sarana pengawasan terhadap keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pemerintah berperan meningkatkan mutu pendidikan dan memberikan lapangan kerja bagi pengangguran serta memblokir semua situs yang berbaur pornografi pada jasa penyedia jaringan internet, kemudian terakhir aparat keamanan sebagai pengayom masyarakat, serta pusat pengaduan masyarakat jika terjadi kejahatan pada keluarga dan lingkungan disekitarnya serta menangkap pelaku kriminal dengan hukuman yang seberat-beratnya. Kita harus selalu berhati-hati dimana pun dan kapan pun, ingat pesan bang Napi. Kejahatan ada dimana-mana, waspadalah waspadalah...!!

Kamis, 12 Mei 2016

Ketika Harapan Tak Menjadi Kenyataan



Ilustrasi Putus Cinta
Realita ini sungguh pedih...
Mengapa tak seonggok hati pun sudi mendekat...
Menenteramkan hati yang berharap...
Hanya dengan memandang dengan mata ini...
Hatiku menangis.. kau terlihat dengannya...
Bukan denganku yang berharap jadi kenyataan...
Ternyata harapku salah selama ini...
*Al-Bani*

Ketika kecewa hari ini menerpa jiwaku, jangan biarkan ia terlalu larut dalam kekecewaan dan kesedihan. Bangkit dan katakan pada hati kecewa itu, bahwa matahari akan selalu bersinar dikala fajar datang menjemput pagi dengan semangat yang baru dengan pengharapan yang indah serta dengan hati yang mulai bersih dari kekecewaan. Kecewa dalam artian penyelasalan yang terjadi ketika seseuatu perbuatan yang tidak tercapai maka hati akan spontan dan merespon kesedihan dan kegalauan.

Terinspirasi dari sepasang muda mudi yang saling dekat, bertemu disebuah diskusi ringan berlanjut ke pesan singkat blackberry messengger (BBM). Pertemanan sepangan pemuda beda institusi ini terjadi dengan begitu cepat, kedua pemuda pemudi ini sering menghabiskan waktu sorenya ditempat keramaian untuk melepas penat kesibukan dikampus. Pertemanan semakin dekat hingga mereka saling menanyakan kabar masing-masing. Komunikasi terus lancar tak ada hambatan bagi mereka yang sedang dilanda asmara cinta, tanpa merasakan penyesalan dikemudian hari. 

Suatu hari ketika lelaki itu ingin mengatakan cintanya kepada seorang wanita, alangkah terkejutnya si pemuda ini saat mengetahui bahwa wanita yang dicintainya telah menjadi milik orang lain. Wanita itu sudah mengikat sebuah tali cinta dengan lelaki lain. Rasa kecewa dan sakit hati tak terbendung lagi sangat mendengar pesan singkat dari telepon genggam si pemuda ini. Dengan nada yang teramat sendu wanita itu berucap “ maaf kalau aku telah memberi harapan padamu, semoga kau temukan yang terbaik dari aku”. Hari itu adalah hari yang menyakitkan bagi pemuda tangguh yang telah lama menunggu cintanya terhadap orang yang ia sayangi.  

Bagaikan kiamat tiba kala dirundung kekesalan hati, namun pemuda itu mecoba tegar dan harus menerima semua kenyataan yang telah terjadi pada dirinya. Entah itu karma atau permainan cinta saja, kala telah selesai digunakan maka dibuang atau disimpan dan tak akan dipakai lagi dikemudian hari. Tak mau berlalu dalam kesedihan yang tak tampak wujudnya, hanya penantian hampa yang telah terjadi. Seakan komitmen yang telah mereka bangun beberapa bulan lalu, sekarang hanyalah catatan pelengkap buku harian saja. pemuda itu menangis sambil membaca pesan singkat dari sang wanita pujaan hatinya.

Sekarang biarkan aku sendiri berjalan dengan cinta palsumu janji manismu dan pengharapan yang tak kunjung tercapai. Biarlah aku terlarut dalam kekecewaan hati yang tak bisa diobati dengan kata maaf terakhirmu sebelum mengakhiri obrolan malam itu. sekarang tinggal aku sendiri melanjutkan kisah kenangan kita, komitmen yang telah kita bangun bersama, mungkin bukan lagi denganmu melainkan dengan orang yang lebih baik darimu.
Hari ini aku telah resmi tiada lagi dihatimu dan hari ini pula hatimu telah resmi dimiliki oleh orang lain yang pastinya lebih baik dari aku, pengagum gelapmu. Mungkin hanya goresan pena ini dan sedikit doa perpisahan untukmu dan kekasih barumu. Sebab caraku mengenangmu bukan lagi melalu pesan singkat seperti dulu, melaikan hanya coretan tinta hitam tentangmu yang selalu kubanggakan ketika bersamamu.

Dimana wanita yang susah minum obat kala sakit, dimana wanita yang merayuku ketika aku malas makan, dimana wanita yang menyemangatiku ketika banyak tugas mengahampiri, dimana wanita yang selalu menasehatiku akan ibadah, dimana wanita yang selalu kugosipkan dalam tulisanku, dimana wanita yang selalu kuberikan kata-kata selamat tidur, dimana wanita yang selalu mengingatkanku jangan bergadang. Masih adakah dia, masih adakah yang menyampaikan hal itu padaku.

Hari ini dan seterusnya tidak ada lagi kata-kata seperti itu terlihat dari handphone ku darimu, kini aku harus terbiasa menjalankan sendiri kisah cinta yang tak berujung ini membawa seluruh pengorbanan yang kuberi dan menghapus semua kenangan yang pernah terjadi ketika aku bersamamu dulu. Masih ingatkah kau dikala kita ingin mengabadikan momen dipohon sakura buatan,? namun hal itu tak terjadi karena keramaian menyurutkan niat kita. Masih ingatkah kau ketika kita berdiri saling memegang tulisan kata-kata yang tertempel kokoh didada.? Mungkin semua itu tak perlu kau ingat lagi, biarlah semua itu bagaikan ilusi yang tampak jelas ketika dekat dan hilang ketika jauh.

Hanya doa yang bisa kupanjatkan untuk kebahagiaanmu dengannya yang lebih baik dariku. Ya Tuhan jika memang dia untukku maka jadikanlah dia penghuni hatiku, dan jika dia bukan milikku, maka aku mohon jauhkanlah dia dari kedua mataku dan hilangkanlah perasaan sayang dari hatiku. Namaku dihatimu bagaikain aksara tua, tampak namun tak tahu bagaimana wujudnya kosong dan hampa begitu saja. 

Sentuhlah coretan ini sebagai tanda sayangku padamu, namamu yang selalu ku agungkan kala jari ini berbicara diatas kertas putih tanpa noda, namun jika kamu tak sudi untuk menyentuhnya maka simpanlah ia sebagai kenangan yang suatu saat kau buka dan kau baca isinya, isi yang pernah kau torehkan bersamaku, isi yang pernah kau lakukan ketika candamu adalah candaku, ketika tangisku adalah tangismu dan itu semua tentangmu.

Biarlah cinta berjalan dengan sendirinya. Akupun ingin beranjak dari kesedihanku, dari sakit hatiku yang begitu dalam. Akan kubuktikan perkataan terakhirmu padaku, kau memintaku untuk medapatkan yang lebih baik darimu. Kata-kata itulah yang menjadi penguat hatiku untuk terus berusaha meninggalkan kesedihanku, melupakan semua kenangan bersamamu beberapa bulan lalu dan mencoba membuka hati untuk menerima orang yang lebih baik perangainya dari dirimu.