bolak balik

SEMUA ORANG PASTI MENDAPAT COBAAN, JALANI DENGAN BERSYUKUR

Senin, 11 April 2016

Agam, Ayah dan Sebatang Pohon

Sumber: Google

“Nong, kamu tahu gak kalau aku sering bermain ayunan dipohon ini bersama ayah dulu. Ayah bersholawat sambil mengayuni aku hingga aku tertidur dengan kemerduan suara ayah”. Akhir bulan sepuluh lalu tepatnya ketika Agam ingin merayakan hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, ayahnya berpulang setelah dirawat beberapa di rumah sakit. Agam sangat kehilangan sosok ayahnya yang selalu menemani ketika ayahnya ke sawah untuk membajak sawah dan pekerjaan lainnya.

“Nong, aku sangat rindu pada ayahku, aku ingin sekali bermain ayunan dengannya sekarang,” ucap Agam pada Inong. 

“Agam yang sabar ya, ayah sudah tenang dialam sana. Agam banyak-banyak berdoa aja ya.” Inong mencoba menguatkan sembari menembuk pundak Agam. Agam kembali sumringah memandang ke arah Inong yang juga tersenyum kecil.

Agam masih belum bisa melupakan kenangan bersama ayahnya, ia masih terus teringat kisah-kisah bersama ayahnya. Ibu mencoba memeluk Agam sambil menasehatinya. “sudah gam, kau jangan bersedih lagi, tak ada guna kau tangisi ayah. Ayah sudah tenang disurga sana, kita semuapun akan menyusul ayah kelak nanti,” terang ibu. 

“bu, kira-kira ayah sedang apa ya disurga?,” tanya Agam. 

Ibu tersenyum kecil sambil mengelus rambut Agam. “hmmm... sudah, kamu tidur ya besok harus bangun pagi ke sekolah.” ibu mengakhiri percakapan Agam dan berlalu ke kamar.

Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. suara azan subuh berkumandang. Ibu baru saja keluar dari kamarnya dan beranjak ke kamar Agam. “gam... oo Agam. Bangun nak sudah subuh, ayo kita sholat berjamaah dimasjid,”ajak ibu sambil merapikan tempat tidur Agam yang masih kusut. Dengan mata masih sedikit tertutup Agam mengambil kain sarungnya dan berlalu ke mara mandi untuk mencuci muka.

Assalamualaikum.. Warahmatullah.. Assalamualaikum.. Warahmatullah.. imam mengucapkan salam. Agam belum beranjak bangun dan pulang, ia lebih memilih berdiam sebentar lagi didalam masjid berzikir, dan memanjatkan doa untuk ayahnya. “Allahummaghfirlii Zunubii Waliwalidayya Warhamhuma Kama Rabbayani Shaghirah” doa Agam sambil menadahkan tangan ke atas. 

Ibu sudah sejak tadi menunggu Agam pulang dari masjid. Tak berselang lama ibu mendengar bunyi ketukan pintu. “tok tok tok... assalamualaikum bu, ni Agam bu.” Ibu kemudian menuju ke ruang tamu depan dan membukakan pintu. “kenapa telat kali pulangnya gam”? tanya ibu sembari menjulurkan tangan ke arah Agam.  
“zikir sebentar bu.” jawab Agam. Ibu membalas “yasudah mandi terus sana, nanti kesiangan ke sekolah.” 

 “iya bu.” Jawab Agam singkat.

Sesampainya disekolah Agam bertemu dengan Inong, mereka satu sekolah. Agam duduk dikelas XII.IPA.4, sedangkah Inong Duduk dikelas XII.IPA.3. Mereka bersahabat sudah dari kecil. 
 
“Nong, nanti pulang sekolah kita kepohon kemarin yuk...” ajak Agam. Inong hanya mengangguk dan sedikit senyum kecil yang keluar dari bibir Inong. 

“Ayah sering mengajakku ke pohon ini, bermain dengan ayunan sampai aku tertidur. Ayah mengayuniku sembari bersholawat”. Agam sangat manja dengan ayahnya tapi setelah ayahnya meninggal, ia hanya pergi sendirian ke pohon ini, sesekali ia mengajak Inong ke pohon itu hanya sekedar menemaninya. Jika Agam ke pohon itu, Agam sering melamun sambil melihat ayunan yang bergerak maju mundur. Kenangan Agam, ayahnya dan pohon itu sangat membekas pada diri Agam yang kini harus menggantikan ayahnya menjaga ibu dan adiknya dirumah.

“Nong, kamu naik ke ayunan itu ya?”
“untuk apa Gam?”. Tanya Inong penasaran.
“udah, naik aja aku yang ayunin”! perintah Agam.

            Inong mencoba menaiki ayunan dipohon itu, lalu Agam yang mengayuninya. Inong terlihat sangat menikmatinya. Sambil mengayunkan Inong, Agam bersholawat seperti yang ditirukan ayahnya padanya 10 tahun lalu sebelum wafat. 

“Enak kan Nong”? tanya Agam.
“Enak sekali Gam, terima kasih ya Gam” balas Inong dengan tawa kecil.

Agam dan ayah menjadikan pohon itu sebagai tempat melepas penat dan tempat bermain. Namun setelah ayahnya wafat, pohon itu hanya menjadi tempat pelipur lara.

Catatan:

*Agam, panggilan untuk anak Laki-Laki.
*Inong, panggilan untuk anak Perempuan.