bolak balik

SEMUA ORANG PASTI MENDAPAT COBAAN, JALANI DENGAN BERSYUKUR

Minggu, 28 September 2014

Kopi Tiam Ong Medan




 Teste :
 
Kopi Tiam Ong merupakan kedai kopi dengan ciri khas kopi yang nikmat dengan suasana zaman dulu. Bukan hanya konsep jadul saja yang bisa membuat orang betah berlama-lama, tetapi juga karena didukung oleh beragam jenis minuman kopi dan makanan yang menghangatkan suasana.
Beberapa kopi khas yang disajikan kedai kopi ini diantaranya Kopi Ong yang ditempat lain dikenal dengan sebutan Black Coffee, Kopi soesoe tjap nona, kopi berempah, kopi terbalik, dan sebagainya.

Kebetulan sewaktu penulis mengunjungi kedai kopi ini, mereka sedang menyajikan kopi Aceh. Salah satu kopi unik khas kedai kopi ini adalah kopi terbalik dimana kopi ini memiliki cara penyajian terbalik yang cukup unik, disajikan secara terbalik dengan kopi dimasukkan ke dalam gelas dan diletakkan secara terbalik diatas piring, kemudian diminum melalui pinggiran piring sedikit demi sedikit, sehingga aroma kopi benar-benar terjaga keharumannya serta kehangatan kopinya masih tetap terasa. Konon, menurut cerita dari teman - teman, jenis minuman kopi ini adalah yang paling sering didapati di daerah Aceh.
Kopi berempah juga tidak kalah nikmat, terasa sekali keharuman rempah-rempah yang dicampurkan ke dalam kopi seperti cengkeh dan kayu manis, bahkan pengaduk yang digunakan merupakan potongan kayu manis, sehingga rasa manis yang terdapat dalam kopi ini merupakan rasa manis alamiah. Demikian juga kopi bandrek yang merupakan campuran kopi, susu dan air jahe dengan pengaduk kayu manis memberikan rasa unik berupa campuran rasa pahit, manis dan wangi yang menyatu dan terasa dalam mulut.
Untuk kelas makanan, kedai makan ini menyediakan beberapa menu rumahan seperti nasi goreng belatjan ong, nasi tim ayam jamur, nasi ayam nyonya ong, dan  sebagainya.
Kedai ini juga menyediakan beberapa makanan ringan untuk dinikmati bersama dengan kopi khas kopi tiam ong seperti Loempia Tap Kejoe Tjoklat, Pao Kacang Merah, oebi goreng dan lain sebagainya.

Loempia Tap Kejoe Tjoklat tampak seperti lumpia pada umumnya yang diberi sedikit coklat cair di bagian atas sebagai hiasan, namun ketika digigit sepotong, terasa sekali rasa berikut tape di dalam lumpia, uniknya tape ini terasa seperti ubi juga pisang, lengkap dengan wangi keju membuat menu ini terasa unik untuk dinikmati. Oebi goreng juga tidak kalah unik, bentuknya yang dipotong kecil-kecil (berbentuk seperti potongan french fries) membuatnya disangka sebagai kentang goreng pada awalnya, namun ternyata merupakan ubi jalar yang digoreng, ubi ini cocok sebagai cemilan untuk menemani kopi. Mungkin cemilan yang agak berat adalah pau kacang merah, yang mana pau dalam bahasa mandarin berarti roti. Pau ini boleh diminta untuk diisi dengan bahan lain jika diinginkan, tetapi isi kacang merah sangat disarankan oleh penulis, selain kelezatan kacang merah, citarasanya sangat didukung oleh kelembutan pau ini, sehingga tetap terasa enak, bahkan bisa mengenyangkan.

Service:

Kedai kopi ini memiliki pelayanan yang luar biasa bagus, tampak keramahan para pelayan terhadap setiap tamu yang datang, seperti menawarkan menu-menu favorit kedai kopi ini, mengajarkan gimana caranya menikmati "kopi terbalik" khas kedai kopi ini, dan sebagainya.
Kedai kopi ini memiliki filosofi yang dipajang di bagian dalam kedai sehingga bisa dilihat oleh siapapun yang berkunjung kemari. Filosofi tersebut berbunyi:"Minum cangkir pertama sebagai orang asing, minum cangkir kedua bagaikan teman, minum cangkir ketiga menjadi saudara". Filosofi ini dipraktekkan dalam melayani tamu, sehingga jelaslah mengapa kedai kopi ini memiliki pelayan yang melayani para tamu dengan sangat ramah, ramah bagaikan "saudara" sendiri.

Price :

Harga menu makanan di kedai kopi ini masih boleh dikategorikan cukup murah dimana setiap menu dibandrol dengan harga kisaran Rp 10.000,- hingga Rp 20.000,-, harga tersebut cukup bersahabat dengan dompet dan celana kita bukan?

Spot :

Memang dari luar kedai kopi ini terlihat sangat sederhana, namun kedai kopi ini memiliki keunikan tersendiri karena dilengkapi dengan beberapa hal yang bakal menyedot pengunjungnya ke masa lalu.
Kedai kopi ini memiliki barisan meja makan yang terbuat dari batu marmer dan kursi yang terbuat dari kayu yang didesain dengan model zaman dulu membuat seolah-olah pengunjung berada di awal era abad 20.

Memang, khas kedai kopi ini adalah kopi, namun salah satu keunikannya adalah kedai kopi ini menmberikan kopi dan kenangan masa lampau masih tersimpan dalam ornamen-ornamen antik yang dipajang di kanan dan kiri ruang makan kedai kopi ini seperti telepon tua peninggalan zaman Deli spoor Weigh Maatschappij, sempoa zaman dulu, terompet renta, setrika arang, radio transistor tua, gramophone, mesin jahit dan sebagainya. Kenangan masa silam juga terpancar dari lampu ruangan yang ditutupi sangkar burung dan selembar kain merah serta musik dan lagu zaman dulu.
Untuk mengisi waktu luang, di sudut ruangan terdapat rak buku berisi buku dan majalah untuk para pengunjung, mulai dari majalah keluarga, majalah wanita, majalah remaja dan sebagainya.

Asal mula kedai kopi ini sejak tahun 1968 yaitu sejak zaman kakek pemilik kedai kopi ini, salimin Djohan Wang. kakek Bapak Djohan yang bernama Ong Cin Kie ini telah merintis usaha ini sejak 1968 di kediaman mereka di Delitua yang memang cukup tersohor kala itu diantara penduduk setempat karena kopi buatan kakek Ong kabarnya memang sangat nikmat.

Kopi Tiam Ong berarti kedai kopi yang dibuka oleh warga Chinese bermarga Ong. Kata kopi tiam berasal dari dialek Hokkian yang dibaca ka Pe Tiam yang akhirnya oleh para peranakan Tionghoa dimasa lampau disebut Kopi tiam. Memberi nama kedai kopi maupun teh dengan nama Marga merupakan kebiasaan etnis Tionghoa yang dibawa dari tanah leluhurnya.


Senin, 22 September 2014

MENGENANGMU GADIS MANIS



Semuanya berawal dari taman ini. Taman, pagi hari. ketika sang permaisuri berduri menari mengiringi belai halus sang angin. Ketika mentari menyambut para penghuni dari belenggu mimpi. Aku... duduk membisu di kursi taman, menikmati kemegahan istana kami yang diberikan allah. Dua jam aku membeku dibuatnya.

“maaf boleh ikut duduk ?” suara seorang wanita mebangunkanku dari duniaku.

“iya boleh” jawabku.

Sesaat perhatianku teralihkan oleh rupa sang penerima kecantikan. Wanita dengan kulit putih kecoklatan dengan tahi lalat menghiasi mukanya, lebih indah dengan pipi cabi dan rambut sedikit ikal terurai hingga sedikit dibawah bahu. Senyum manis menoleh ke arahku ketika ku perhatikan tubuhnya yang agak gendut.

“kenapa bengong?” tanyanya

“ah engga” jawabku sambil memalingkan pandangan.

“oh ya kenalin namaku Anggita” mengenalkan dirinya.

“oh i-iya namaku Tri” jawabku sedikit gugup.

“oh Tri, ngapain kamu disini?” tanyanya kembali.

“menikmati pertunjukan” jawabku singkat.

“pertunjukkan apa?” tanyanya keheranan.

“semua ini, kicau burung, sinar mentari, tarian pepohonan, hembusan angin. Semua ini pertunjukkan alam untuk kita” jawabku sambil tersenyum.

“sama doong, aku jugaaa. Liat disana, kupu-kupu meneguk sari bunga” sembari menunjuk
ke arah kumpulan bunga mawar dengan beberapa kupu-kupu berterbangan di atasnya.

“iyaya, lihat juga disana. Burung-burung menari-nari di dahan pohon” sambutku dengan semangat.

“ih iyaya, lucu banget kayaknya yang di kanan cowonya yang dikiri cewenya. Liat romantis banget si cewenya ngelus-ngelusin kepalanya ke leher cowonya” timbalnya kembali.

“iyaya, kelihatan sangat bahagia” jawabku dengan bahagia.

“baru pertama aku ketemu cowok kayak kamu” bisiknya sembari tersenyum manis

“maksudnya kayak aku?” tanyaku dengan keheranan.

“iyaa biasanya kalo aku ketemu cowok, pasti yang mereka menganggap hal seperti ini ga penting, biasa aja. 



Mereka akan lebih terhibur kalo menonton bioskop atau pertunjukan musik” jelasnya sembari memandangku dengan senyuman.

“ah aku juga suka musik kok” jawabku dengan tersipu.

“iya tapi kamu beda” ucapnya, terlihat pipinya memerah.

“haha bisa aja dasar” jawabku semakin tidak karuan.

“oh ya, no kamu berapa? Aku harap kita bisa ketemu lagi” pintanya seperti memberi suatu harapan.

“083820908955, iya semoga kita bisa ketemu lagi” jawabku dengan sangat berharap.
“yaudah ya, udah siang aku harus pulang daaah” pamitnya.

Tak berucap aku hanya melambaikan tangan. Semenjak saat itu kami sering berkirim pesan. Sesekali menelfon bahkan bertemu hanya untuk sekedar menikmati keindahan panggung kehidupan. Dari bicaranya sepertinya dia adalah orang sangat suka bercerita, segalanya dia ceritakan dari dirinya, keluarganya hingga mantan dan pacarnya. Ya pacarnya, dia telah dimiliki orang lain. Jujur aku mulai merasakan hal yang berbeda ketika bersamanya, dunia yang begitu besar teralihkan hanya oleh senyuman dan ocehannya. 

Terlintas untuk memilikinya atau hanya sekedar untuk mengungkapkan cinta. Namun keberanianku hilang, aku tak mau jika aku jujur akan perasaanku kebersamaan kami tak akan bisa seperti dahulu, karna tidak mungkin dia meninggalkannya untukku. Semakin lama aku bersamanya semakin aku mengenal dia dan keluarganya, dia adalah gadis padang. Ibu dan ayahnya adalah seorang guru, dia memiliki dua kakak laki-laki yang sangat perhatian padanya. Berasal dari keluarga yang harmonis, membuatnya menjadi gadis periang. Meski kini tinggal jauh dari minang, tapi dia tetap ceria. Ya kini dia di bandung, menyelesaikan pendidikaan bahasa indonesianya disini. Satu hal yang aku suka dari dia, meskipun aku hanya seorang bartender yang pendidikannya tak lebih dari d1, dia tidak menganggapku rendah atau menjauhiku karna kehidupannku yang berkutat di dunia malam, dengan minuman dan wanita-wanita malam.

Pernah suatu ketika ketika dia berkunjung ke klub malam tempatku bekerja bersama teman-temannya, ketika itu aku sedang menyiapkan minuman untuk seorang pelanggan wanita yang mabuk, wanita itu tiba-tiba memgang tanganku dengan erat dan mencoba menciumku. Aku tidak berbuat apa-apa hanya mencoba untuk menghindar sebisanya, karna jika aku membuat pelanggan tidak nyaman akan dipecat. Memang sebuah kerugian bagi pegawai yang tidak bisa berbuat apa-apa bila ada pelanggan bejat. Saat itu dialah yang menolongku, menampar wanita itu dan mendorong wanita mabuk itu. Hal yang berbeda dari wanita lain yang mungkin malah akan marah dan mengumpatku karna aku hanya diam saja.

Kami menjalani hubungan yang aneh selama hampir tiga bulan, teman sebagai kekasih, dan kekasih sebagai teman. hingga akhirnya suatu hari dia menghilang begitu saja, kami sudah tak bertemu, bahkan untuk sekedar berkirim pesanpun tidak. Bahkan no.nyapun sudah tak aktif. Jejaring sosial pun ia blokir. Setahun aku hidup dalam kebimbangan. Mengingatnya untuk bersedih, mengenangnya untuk meringis dan merindunya untuk menangis.

Taman, pagi hari. ketika sang permaisuri berduri menari mengiringi belai halus sang angin. Ketika mentari menyambut para penghuni dari belenggu mimpi. Aku... duduk membisu di kursi taman, menikmati kemegahan istana kami yang diberikan allah. Dua jam aku membeku dibuatnya.

“hai lagi apa?” suara seorang wanita mebangunkanku dari duniaku.

“Lagi menikmati dunia” jawabku.

Dia, kembali. Wanita itu datang. Berbeda, berkerudung putih, dengan tubuh mengurus, melepas rindu mengingat masa lalu hingga sampai pada pertanyaan itu.

“kamu kemana aja setahun ini?” tanyaku.

“ada kok, aku selalu mengawasimu” jawabnya dengan senyum.

“bohong, aku ga pernah melihatmu” sahutku dengan agak marah.

“tapi aku selalu melihatmu” jawabnya dengan senyum kembali.

“kamu kenapa? Aneh banget sih nyebelin” dengan marah aku menjawabnya.
“aku mencintaimu, selalu mencintaimu, aku akan menunggumu disana, di keabadian allah” jawabnya.

“de de bangun, mau hujan” seorang pria tua penjaga taman membangunkanku.

“eh iyaya pak” aku menjawab dengan sedikit bingung.

Akhirnya aku sadar ternyata semua itu hanya mimpiku. Seminggu setelah kejadian itu aku menerima surat dari anggita.

“tri, gimana kabar kamu? Baik-baik aja kan? Aku kangen sama kamu. Tapi aku gak bisa ketemu sama kamu, mungkin gak disini, tapi nanti di surga. Maaf ya aku pergi gitu aja tanpa ngasih tahu kamu. Sebenarnya aku mau jujur, sebenarnya aku terkena leukimia, dan semenjak setahun lalu penyakit itu semakin ganas menyerangku. Aku gak mau kamu tahu, karna itu cuman membuat kau iba padaku. Aku gak mau kamu mengasihani aku, aku mau kau menyayangi aku. aku sayang kamu, aku sayang kamu, aku sayang kamu tri. Jika kau menerima surat ini, berarti aku sudah berada disisi allah. Jangan kau tangisi kepergianku, aku pergi bukan meninggalkanmu, tapi aku pergi untuk mengawasimu dari sana. Semoga di sana kita bisa bersama. Aku sayang kamu, dari wanitamu anggita”

Seperti petir di siang bolong. Aku menangis, betapa tidak. Wanita yang kucintai ternyata menyembunyikan hal yang membuatnya dia pergi dariku. Sungguh kesedihanku tak terbendung, dunia begitu tak berarti bagiku. Aku berkali-kali mencoba untuk menyusulnya, namun senyumnya selalu mencegahku seakan berkata “belum waktunya”

Karya : Tri Cahyana Nugraha

Rabu, 17 September 2014

Panggilan Terakhirku

Suara ayam berkokok  yang  mengisyaratkan bahwa subuh sudah tiba, aku bergegas merapikan selimut dan tempat tidurku, lalu kuberjalan ke kamar mandi dengan mata masih tertutup rapat oleh kotoran mataku. Ku ambil wudhu lalu aku sholat subuh dengan perasaan tidak enak dari semalam, langsung saja kugelar sajadah ku, lalu kupanjatkan doa berharap perkataannya semalam tidak seperti yang ku inginkan, dan mimpi ku semalam tak jadi kenyataan. Sebelumnya, aku sangat terkejut saat mendengar perkataannya padaku pada waktu itu, sebuah perkataan yang tidak menyakitkan hatiku, tapi hanya membuat raga ini terkejut akan sebuah kalimat yang dia kirim semalam. 

Betapa termenungnya aku, sehingga tidur pun tak nyenyak dimalam itu. Dalam lamunanku, kuberpikir bahwa aku tak akan separah ini lagi mengangumimu, setelah sekian lama kita berkenalan, setelah sekian lama kuperjuangankan, kamu hanya menganggap itu sebuah kasih sayang antara kaka dan adik yang saling menjaga satu sama lain. Itu benar, setidaknya berilah aku sebuah ruang didalam hatimu untukku, sehingga kamu pasti bisa menjadikan ini semua lebih dari kaka dan adik.

Sayangku, Bidadari Kotak-Kotakku dengarlah ini tulisan terakhirku untukmu, setelah peristiwa semalam melandaku, aku juga tak menginginkan hal ini terjadi , tapi ini harus ku jalani agar aku tak terlalu berharap lagi padamu, aku gak akan terlalu lagi menggilaimu, dan aku akan mengurangi rasa rinduku padamu saat jauh dariku. Dengarlah sayang, kamu tetap menjadi wanita manis dihatiku, tetap menjadi penyemangat bagiku, tetap menjadi madu dalam hidupku, dan akan tetap menjadi Bidadari Kotak-Kotakku yang selalu menemaniku disetiap malamku.

Manisku, tahukah kamu aku tak bisa memejamkan mataku semalam, setelah kamu berkata begitu. Aku sangat sayang padamu, maka dari itu izinkan aku memelukmu dari kejauhan, izinkan aku melihatmu dewasa dari jauh. Dan izinkan aku merindukanmu saat jauh darimu. Mungkin tulisan ini hanyalah sebuah tulisan biasa bagimu, namu tidak sebaliknya denganku, tulisan ini kubuat dengan perasaan dan dengan mata yang telah mengantuk.

Manisku, mungkin panggilan kesayanganku padamu tidak kusebutkan lagi, aku akan menggantinya dengan sebutan adik saja. Karena itu yang sesuai dengan keadaan kita sekarang ini, semua panggilan itu akan kusimpan didalam hatiku untuk selamanya-lamanya. Aku sangat sayang padamu manisku, namun sayangku ini hanyalah sebatas adikku semata, akan ku jaga kamu sebagai adikku yang manis.

Terima kasih wanita manisku, kau telah mengajariku tentang manisnya arti kesabaran, kau telah mengajariku tentang indahnya kedewasaan, sehingga ketika aku lemah, engkau datang dan membawa kebahagian. Aku sangat senang bisa berkenalan denganmu wanita manisku, aku sangat bahagia bisa menjadi abangmu dan akan selalu bahagia. Terima kasih telah memberi ku kesempatan untuk dekat.

Bidadari Kotak-Kotakku

Entah yang keberapa kata rindu ini kukatakan padamu bidadari kotak-kotakku, akupun tak menghitungnya. Sayangku, bidadari kotak-kotakku, aku bersyukur sejak pagi senin kemaren bisa melihat wajah manismu dan senyum manismu, walaupun dari belekang ku melihatmu. Kawanku tegas melarangku untuk terus melihatmu ketika itu. Tapi, sungguh senyuman manismu itu bisa membuatku menghayati doa yang kubaca pada pagi senin tersebut dalam keadaanku yang kurang sehat. selamat untuk keberhasilanmu, sayang izinkan doa pemuda umur belasan tahun ini memelukmu dari jauh. Dan Alhamdulillah, kehadiranmu dihatiku bisa membuatku sedikit nyaman.

Bahkan, saat menulis inipun, aku masih diluar kelas, malas hebat yang kulakukan pada saat pelajaran pertama dimulai, kubawa laptop keluar langsung saja jemariku ini penuh semangat mengetik abjad demi abjad hanya untuk kutuliskan sedikit tentangmu, bidadari kotak-kotakku. Baru kutahu pemuda tangguh sepertiku bisa malas hanya karena sebuah tulisan seperti ini. ada beberapa tugas yang harus ku selesaikan, sayang aku tak memperdulikan tugas itu, aku lebih mementingkan tulisan ini, karena bagiku tulisan ini adalah caraku mengangumimu dan sebagai rasa sayangku padamu, Bidadari kotak-kotakku. Aku tak  memperhatikan tugasku dan tidak pula memperhatikan kesehatan ku yang dari pagi tadi kurang fit, jari-jariku terus meronta-ronta penuh energi, seakan tulisan ini siap saat itu juga. Aku juga tak tahu harus menulis apa kali ini, selain aku semakin mencintai dan menggilaimu, Bidadari Kotak-Kotakku.

Setelah sekian lama kita berkenalan, akupun jadi gila padamu dan semakin gila akan hadirmu. Tahukah kamu, gila nomor satu yang kurasakan padamulah yang paling parah. Setelah kita bertemu setiap hari disekolah kala itu, rasanya wajahmu tak mau pergi dari fikiranku. Jemariku yang kusentuh dalam hitungan detik memanas, dan semakin cepat menekan abjad abjad yang ada dikeyboard laptopku. Pikiranku terus membisikkan kalimat-kalimat indah yang akan kutuangkan dalam tulisanku untuk kamu sayang, bidadari kotak-kotakku.

Manis, diantara sakit yang kuderita dari pagi tadi, yang meruntuhkan tubuhku, pusing kepala yang membuat suaraku seakan hilang ketika kubaca doa dipagi tadi, pandangan mata yang berkaca-kaca, sakit kepala yang menaikkan level rasa pusing dibenakku, sakit yang kuderita dari pagi tadi, rasanya aku cuma mau bilang satu hal bodoh yang mungkin akan membuat banyak orang tertawa. Aku Cuma mau bilang “Aku Rindu Kamu”.

Terima kasih Bidadari Kotak-Kotakku, kegilaanku padamu membawaku pada kedewasaan yang tidak ada tempatnya. Bersyukur bisa mengenalmu, mencintaimu, memimpikanmu, ataupun hanya sekedar membawa namamu dalam doaku. Sekali lagi, tulisan ini untukmu bidadari kotak-kotakku, yang kutulis dengan jariku sendiri, dan dengan hati yang paling dalam, meski sedikit ku ambil dari sampel orang lain. Sekali lagi aku sangat bahagia dekat denganmu, Bidadari Kotak-Kotakku.