Jam menunjukkan pukul 7:30 saya bergegas
berangkat ke rumah kawan saya di Susoh, dengan rencana kami pergi kelapangan
bersama-sama. Nah, pada saat itu saya meninggalkan kereta dirumah kawan saya,
kemudia saya pergi berdua dengan kawan saya bersama keretanya. Karena kereta
saya tidak ada minyak alias BBM.
Sesampainya di Lapangan Persada,
ternyata peserta upacara sudah berbaris di lapangan, saya dan kawan saya pun
berlari agar tidak telat masuk ke dalam barisan upacara. Sesampainya dibarisan,
dan ternyata peserta upacaranya masih ada yang belum memasuki lapangan upacara,
misalnya pasukan TNI/Polri tampak baru datang dari kompi mereka masing-masing.
Dan seketika itu, mereka pun langsung memasuki lapangan upacara dengan berseragam
lengkap dan taklupa istri kedua mereka pun ikut dibawa (senjata). Para pasukan
TNI/Polri dengan rapinya melawati barisan kami untuk menempati barisan khusus
TNI/Polri yang telah disediakan oleh panitia pelaksana. Kami pun dengan
semangatnya melihat pasukan itu sampai mereka tiba dibarisannya.
Pada saat itu, barisan peserta upacara
masih belum rapi alias amburadur, personel TNI silih berganti datang untuk
memberikan aba aba siap pada kami. Dan itu belum membuat para peserta upacara
berdiri dengan rapi. Nah, pada akhirnya salah seorang petinggi TNI datang.
Berpangkat Kapten, datang menghampiri barisan para pelajar, dan memberi aba aba
siap. Nah, setelah itu baru barisan peserta upacara sudah rapi. Kemudian saya
berkata dalam hati, upacara akan segera dimulai.
Protokol pun membaca susunan Upacara 17
Agustus. Dan komandan upacara pun memasuki lapangan upacara, kemudian
menyiapkan seluruh peserta upacara. Setelah semua peserta upacara telah siap,
protokol tidak meneruskan membaca susunan upacara yang kedua, melainkan hanya
diam dan membisu. Pada saat itu, para peserta upacara pun bergemuruh, saling
bercakap-cakap dan berbicara sesama kawan, saya pun begitu sambil memegang hp,
saya berbicara dengan kawan yang disebelah saya.
Setelah berdiri hampir satu jam. Sirine
mobil PM berbunyi, saya fikir itu adalah kedatangan Bupati. Dan alangkah
terkejut saya bahwa pemikiran saya salah, ternyata yang datang adalah para
petinggi TNI/Polri. Dan kami peserta upacarapun harus bersabar menunngu
kedatangan orang nomor satu di Abdya, Bapak Bupati Aceh Barat Daya.
Setelah beberapa menit kedatangan para
petinggi TNI/Polri dan para pejabat. Baru datang pak Bupati yang dikawal oleh
personel Polisi dengan mobil Patwal. Mobil Sedan entah merek apa dan keluaran
tahun berapa saya tidak tahu. Sedan berpelat nomor polisi BL 1 C memasuki
gerbang Lapangan Persada kebanggan masyarakat abdya. Seketika itu datang pak
perwira TNI berpangkat Kapten tadi menghampiri pak Bupati, kemudian melaporkan
bahwa upacara siap dimulai. Dan langsung pak Bupati naik ke panggung utama dan
berdiri didepan mikrofonnya untuk memimpin Upacara Hari Ulang Tahun Republik
Indonesia yang ke 69th.
Nah, barulah protokol membacakan butiran
susunan acara selanjutnya yaitu pengibaran bendera merah putih. Seketika itu
seluruh peserta upacara terdiam, suana hening dan mencekam tiba-tiba datang
bagaikan dalam ruangan gelap dan tak berpenghuni, bahkan suara rumput yang
bergoyangpun tidak terdengar, Begitulah permisalannya.
Suara teriakan dari luar lapangan
terdengar halus disertakan hentakan sepatu PDH yakni sepatu kebanggan Paskibra
terdengar kedalam lapangan. Seketika itu masuklah pasukan paskibra ke dalam
lapangan upacara yang diawalai oleh pasukan 17 kemudian masuk pasukan 8 dan
diakhiri oleh pasukan 45. Suara gumuruh terdengan dari barisan saya dan PNS,
kebetulan barisan pelajar dekat dengan barisan PNS. Mereka saling memuji
pasukan pengibar bendera tersebut. Dan tak tinggal saya juga ikut-ikutan
berbicara dengan kawan saya. Kebetulan saya berdiri dibarisan paling depan, jadi
lebih leluasa melihat pasuka tersebut. Setelah itu, wanita manis pembawa baki
menghampiri pak Bupati untuk mengambil Bendera Merah Putih, wanita itu sangat
mahir ketika menaiki tangga beralaskan tikar merah yang terbentang didepan pak
Bupati. Rasa penasaran saya pun mulai membara, dan saya bertanya dalam hati
kecil, siapa wanita manis pembawa baki tersebut.
Barisan tempat saya berdiri seketika itu
kembali bergemuruh, saya bertanya-tanya kepada teman saya tentang siapa wanita
manis yang membawa baki bendera merah putih tersebut. kemudian teman saya juga
tidak mengetahui hal itu. Terpaksa saya pendam saja pertanyaan saya tadi sampai
upacara penaikan bendera merah putih selesai. Hanya beberapa menit kemudian
bendera merah putih sukses dinaikkan dan dikibarkan oleh Paskibra Abdya 2014.
Setelah itu para paskibra langsung keluar lapangan karena tugas mereka telah
selesai.
Setelah pasukan itu keluar, protokol
melanjutkan pembacaan butir susunan upacara selanjutnya. Dan setelah itu
tibalah detik-detik proklamasi, sirine mobil polisi pun dibunyikan, menandakan
proklamasi akan segera dibaca. Berselang beberapa menit, majulah ketua KNPI
Abdya untuk membacakan isi Proklamasi.
Akhirnya, upacara penaikan bendera merah
putih pun berakhir, saya langsung bergegas ke SD senter, untuk melihat siapa
wanita pembawa baki itu. Pada saat saya tiba di SD itu, saya lihat para
paskibra sedang menyanyikan yel-yel mereka, dan saya tidak berani untuk masuk
dan mendekati pasukan pengibar bendera tersebut. saya hanya melihat pasukan yang
serba putih itu dari luar SD atau dari jalan raya. Dengan rasa penasaran yang
tinggi saya pun langsung pulang kerumah dengan harapan ketika senin mendatang
akan mendapatkan nama wanita pembawa baki pada saat penaikan sang merah putih.
Pagi senin pun tiba, dengan keadaan
hujan ringan saya tetap kesekolah dengan harapan ingin mengetahui nama pembaki
baki pada saat penaikan sang merah putih. Saat tiba disekolah saya langsung
bertanya kepada kawan saya, perihal pembawa baki pada penaikan dipagi minggu
tersebut. dan seketika itu kawan saya langsung mengatakan bahwa pembawa baki
disaat penaikan bendera merah putih tersebut adalah seorang wanita manis, yang
tempo dulu saya ceritakan pada tulisan yang kemaren. Dan seketika itu juga saya
terdiam tanpa kata, mendengarkan cerita
kawan saya yang panjang lebar, saya masih mendengar tidak berani untuk
mengeluarkan suara ketika itu.
Kemudian pada saat itu, saya bangga
terhadap wanita manis itu, dia mampu mencapai puncak prestasinya. Boro-boro
dapat jawabatan sebagai pembawa baki saat penaikan bendera merah putih. Awalnya
sih saya tidak percaya, dan lama-lama akhirnya saya percaya juga. Setelah
mendapat info dari teman-teman sekelas sama saya, saya langsung mengeluarkan
Handphone dari dalam saku celana saya, kemudian membuka BBM mencari kontak nama
wanita tersebut, langsung saya berikan kata-kata selamat. “selamat ya” hah,
Cuma itu saja, ketika itu saya lagi malas berbicara panjang lebar. Entah kenapa
hari itu terasa lain dari hari-hari yang lalu. Mungkin akibat dari rindu kali
ya.
Masih teringat cerita kawan tadi tentang
sang pembawa baki, sampai-sampai terbawa hingga ke rumah, entah apa gerangan,
yang pasti wanita pembawa baki itu sangat saya kenal, makanya saya ikut bangga
melihat aksinya dilapangan hijau kemarin, emang kaya nonton bola apa,,
hahaha... Setelah seharian memikirkan dia, pada pagi yang berbahagia itu, masuk
sekitar lima belas pesan masuk di BBM saya dengan orang yang sama. Saya kira
ini pasti para Alayers yang BC-BC cabe-cabean kemudian yang promotin pin
terong-terongan. Lah, saya biarkan saja lampu BBM berwarna biru disisi kanan
atas hp saya menyala hingga menerangi kamar saya yang masih gelap.
Nah, tak enak melihat lampu itu menyala
terus-menerus, akhirnya saja memaksakan diri untuk membuka kunci tombol hp
saya, setelah terbuka langsung saja saya buka BBM. Alangkah terkejutnya saya
melihat lima belas pesan masuk dari orang yang sama. Langsung saya balas,
jaringan pun pada pagi itu sangat bersahabat dan tentu ini sangat menguntungkan
saya. Nah, inilah sedikit cerita pada tulisan kali ini, anggap aja tulisan kali
ini adalah sambungan dari cerita kemaren, semoga pembaca tidak bosan-bosan
singgah di tulisan saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar