Suara
ayam berkokok, menunjukan bahwa subuh telah tiba, aku segera bangun dari tempat
tidurku dan merapikan selimut, ku berjalan ke kamar mandi dengan keadaan mata
yang masih mengantuk. Langsung saja kubasuh mukaku dengan air sembari ku ucapkan
niat sebelum berwudhu. Suara rintik hujan dan udara subuh yang dingin, tak
membuat semangatku pudar untuk melaksanakan perintah Allah.
Kamudian
aku kembali ke kamar untuk melaksanakan sholat subuh. Rasa dingin yang kualami
sejak bangun dari tempat tidur tadi kini sirna setelah wajahku, ku palingkan ke
sebelah kanan dan seraya mengucapkan salam dan juga sebaliknya ke sebelah kiri.
Zikir kulantunkan setelah ku bertemu denganMu (sholat). Tangan kutadahkan ke
atas berharap ampunanMu dan berharap rahmatMu ya Rabbi.
Setelah
melakukan kewajiban kepada sang Pencipta, kemudian langsung saja kubaca buku
pelajaran pada hati ini. ya, aku suka belajar pada saat waktu subuh, sehingga
pelajaran cepat masuk dan mudah dimengerti. Disela-sela aku sedang belajar, aku
teringat akan sebuah nasehat Almarhum Ayahku. “Belajar yang sungguh-sungguh, supaya kamu jadi orang yang sukses, di
usia muda maupun di usia tua, tapi jangan pernah meninggalkan sholat ya”.
Air
mata jatuh bagaikan kilat datang dan membasahi buku yang sedang kubaca waktu
itu, aku terharu dengan nasehat ayah tersebut, kemudian langsung saja kupanjatkan doa untuk ayah. “Ya Rabbi, ampunilah semua kesalahan ayah
hamba, berikanlah beliau tempat yang baik disisiMu ya Rabbi, sampaikanlah
harapan ayah hamba kepada hamba ya Allah, amin”. Doaku dalam hati.
Jam
menunjukkan pukul 06:00 WIB, aku bergegas mengambil handuk dan segera berlari
ke kamar mandi. Setelah mandi, aku langsung bersiap-siap ke sekolah. Sekolah ku
sedikit jauh dari desaku, makanya aku bergegas dengan cepat, aku takut
terlambat dan takut dihukum oleh guru, itu adalah hal yang memalukan.
Setelah
siap, aku berpamitan pada ibu yang lagi memasak didapur, kemudian ibu berseru, “Sarapan dulu nak” ibu meneriaki ku, “Sarapan disekolah saja bu”, aku
membalas suara ibu. Langsung kutarik gas siMerah (nama panggilan untuk
keretaku) dengan cepat, berharap 7-8 menit sampai dengan selamat ke sekolah.
Beberapa
menit kemudian......
Aku
sampai disekolah dengan selamat, “Alhamdulillah”
kataku dalam hati. Langsung saja kuparkirkan siMerah disebelah kelasku, lalu
aku menuju ke kantin sekolah ku. Nah, sampai dikanti aku dibayangi lagi oleh
nasehat ayahku yang tadi pagi membuat air mataku jatuh. Aku berfikir, “Ada apa gerangan ?” pikirku dalam hati.
Yang ada dalam benakku hanyalah nasehat itu saja, sukses, sukses, sukses, dan
sukses. Entah setan apa yang telah masuk kedalam jiwaku sehingga aku terus
memikirkan nasehat itu.
Bel pun berbunyi di seantero kantin sekolah, aku berjalan
dengan tergesa-gesa melawati lorong-lorong kelas yang riuh dengan penghuninya.
Aku tetap fokus melanjutkan perjalanan ke kelasku dengan tergesa-gesa.
Sesampainya dikelas, aku hanya terdiam dibangku dan tak mengeluarkan satu kata
pun, dan hal itu berlanjut sampai pelajaran pertama selesai. Salah seorang
temanku berkata padaku. “Kenapa kamu agak
lain hari ini?”. Tanya nya dengan serius, lalu aku menjawab, ‘’Tidak apa-apa kawan”.
Jam pelajaran pun berganti, kini giliran pelajaran Bahasa
Indonesia, yaitu pelajaran yang paling aku sukai. Aku memerhatikan penjelasan
guruku dengan baik dan benar, dan tak sedikit pun mataku berkedip saat sang
guru sedang menjelaskan pelajarannya. Aku sangat faham dengan pelajaran ini
karena pelajaran ini sangat aku sukai, dan aku selalu mendapat nilai bagus
ketika ujian ataupun ulangan harian.
Itu semua ku lakukan semata-mata karena Allah, dan
Almarhum ayahku yang telah duluan meninggalkanku. Aku hanya ingin membahagiakan
ayah, hanya ingin mewujudkan cita-cita ayah, menjaga nasehat ayah yang telah
diwariskan kepadaku. Ayah ingin anak-anaknya sukses, dan aku akan mencari
kesuksesan itu.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti
tahun, selalu ku sematkan nasehat ayah itu dalam setiap lantunan doaku kepada
Sang Kuasa, kini aku semakin giat belajar, dengan doa ingin menjadi orang
sukses dari usia muda sampai usia tua tiba, ini akan selalu menjadi pedoman
hidupku dan akan selalu melekat dalam jiwaku, bahwa sukses itu tak perlu tunggu
masa tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar