bolak balik

SEMUA ORANG PASTI MENDAPAT COBAAN, JALANI DENGAN BERSYUKUR

Jumat, 05 Desember 2014

Sukses di Usia Muda




Suara ayam berkokok, menunjukan bahwa subuh telah tiba, aku segera bangun dari tempat tidurku dan merapikan selimut, ku berjalan ke kamar mandi dengan keadaan mata yang masih mengantuk. Langsung saja kubasuh mukaku dengan air sembari ku ucapkan niat sebelum berwudhu. Suara rintik hujan dan udara subuh yang dingin, tak membuat semangatku pudar untuk melaksanakan perintah Allah.

Kamudian aku kembali ke kamar untuk melaksanakan sholat subuh. Rasa dingin yang kualami sejak bangun dari tempat tidur tadi kini sirna setelah wajahku, ku palingkan ke sebelah kanan dan seraya mengucapkan salam dan juga sebaliknya ke sebelah kiri. Zikir kulantunkan setelah ku bertemu denganMu (sholat). Tangan kutadahkan ke atas berharap ampunanMu dan berharap rahmatMu ya Rabbi.

Setelah melakukan kewajiban kepada sang Pencipta, kemudian langsung saja kubaca buku pelajaran pada hati ini. ya, aku suka belajar pada saat waktu subuh, sehingga pelajaran cepat masuk dan mudah dimengerti. Disela-sela aku sedang belajar, aku teringat akan sebuah nasehat Almarhum Ayahku. “Belajar yang sungguh-sungguh, supaya kamu jadi orang yang sukses, di usia muda maupun di usia tua, tapi jangan pernah meninggalkan sholat ya”.

Air mata jatuh bagaikan kilat datang dan membasahi buku yang sedang kubaca waktu itu, aku terharu dengan nasehat ayah tersebut, kemudian langsung  saja kupanjatkan doa untuk ayah. “Ya Rabbi, ampunilah semua kesalahan ayah hamba, berikanlah beliau tempat yang baik disisiMu ya Rabbi, sampaikanlah harapan ayah hamba kepada hamba ya Allah, amin”. Doaku dalam hati.

Jam menunjukkan pukul 06:00 WIB, aku bergegas mengambil handuk dan segera berlari ke kamar mandi. Setelah mandi, aku langsung bersiap-siap ke sekolah. Sekolah ku sedikit jauh dari desaku, makanya aku bergegas dengan cepat, aku takut terlambat dan takut dihukum oleh guru, itu adalah hal yang memalukan.

Setelah siap, aku berpamitan pada ibu yang lagi memasak didapur, kemudian ibu berseru, “Sarapan dulu nak” ibu meneriaki ku, “Sarapan disekolah saja bu”, aku membalas suara ibu. Langsung kutarik gas siMerah (nama panggilan untuk keretaku) dengan cepat, berharap 7-8 menit sampai dengan selamat ke sekolah.

Beberapa menit kemudian......
                       
Aku sampai disekolah dengan selamat, “Alhamdulillah” kataku dalam hati. Langsung saja kuparkirkan siMerah disebelah kelasku, lalu aku menuju ke kantin sekolah ku. Nah, sampai dikanti aku dibayangi lagi oleh nasehat ayahku yang tadi pagi membuat air mataku jatuh. Aku berfikir, “Ada apa gerangan ?” pikirku dalam hati. Yang ada dalam benakku hanyalah nasehat itu saja, sukses, sukses, sukses, dan sukses. Entah setan apa yang telah masuk kedalam jiwaku sehingga aku terus memikirkan nasehat itu.

            Bel pun berbunyi di seantero kantin sekolah, aku berjalan dengan tergesa-gesa melawati lorong-lorong kelas yang riuh dengan penghuninya. Aku tetap fokus melanjutkan perjalanan ke kelasku dengan tergesa-gesa. Sesampainya dikelas, aku hanya terdiam dibangku dan tak mengeluarkan satu kata pun, dan hal itu berlanjut sampai pelajaran pertama selesai. Salah seorang temanku berkata padaku. “Kenapa kamu agak lain hari ini?”. Tanya nya dengan serius, lalu aku menjawab, ‘’Tidak apa-apa kawan”.

            Jam pelajaran pun berganti, kini giliran pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu pelajaran yang paling aku sukai. Aku memerhatikan penjelasan guruku dengan baik dan benar, dan tak sedikit pun mataku berkedip saat sang guru sedang menjelaskan pelajarannya. Aku sangat faham dengan pelajaran ini karena pelajaran ini sangat aku sukai, dan aku selalu mendapat nilai bagus ketika ujian ataupun ulangan harian.

            Itu semua ku lakukan semata-mata karena Allah, dan Almarhum ayahku yang telah duluan meninggalkanku. Aku hanya ingin membahagiakan ayah, hanya ingin mewujudkan cita-cita ayah, menjaga nasehat ayah yang telah diwariskan kepadaku. Ayah ingin anak-anaknya sukses, dan aku akan mencari kesuksesan itu.

            Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, selalu ku sematkan nasehat ayah itu dalam setiap lantunan doaku kepada Sang Kuasa, kini aku semakin giat belajar, dengan doa ingin menjadi orang sukses dari usia muda sampai usia tua tiba, ini akan selalu menjadi pedoman hidupku dan akan selalu melekat dalam jiwaku, bahwa sukses itu tak perlu tunggu masa tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar