![]() |
sumber: www.google.com |
Satu
dua tiga dan seterusnya. Redaksinya bahasanya hampir semuanya sama, namun ada
beberapa yang menuliskan dalam bahasa arab yang biasanya kita baca. Teman,
saudara, para fans dan haters pun ikut meramaikan beranda facebookku hanya
sekedar menuliskan tiga huruf sakral. HBD, tulisan itulah yang memenuhi
notifikasi sejak dari malam hingga malam kembali. Ada juga yang menulis dengan
kata-kata yang sedikit panjang, namun tak sampai lima puluh karakter, bahkan
sepuluh karakter pun tak sampai.
Kiriman
itu terus mengalir hingga malam menjelang pergantian tanggal empat oktober.
Saat itu belum berani semua kubalas apa yang tertulis diberanda, bahkan untuk
memberikan jempol saja terasa berat, seperti ada yang membisik “kau masih menunggu ucapan dari orang yang
kau sayang, kan?” Terus aku berlalu mengotak-katik beberapa notifikasi yang
belum terbaca, sehingga ponselku mengabarkan untuk menyambungkan ke pengisian
daya.
Malam
itu tiga oktober, sorang anak laki-laki tampan nan mempesona bertambah umurnya
yang ke-19 tahun. Seorang pemberani yang lahir sembilan belas tahun silam kini
sudah menginjak usia dewasa, tangisannya yang bergema diseantero rumahnya
ketika itu membuat keluarganya bahagia terharu mendengar tangisan seorang anak
laki-laki yang tampan terlahir dengan selamat kedunia.
Tak
ada yang istimewa pada malam itu, seperti biasa aku hanya sibuk dengan
ponselku, dan tak menghiraukan notifikasi-notifikasi diberanda facebookku.
Hanya beberapa aplikasi sosial media yang kupakai, dan semua aplikasi itu
kubuka demi melihat berandanya saja dan berharap ada satu ucapan yang kutunggu.
Namun sayang, tak ada satupun ucapan yang masuk keberanda itu. aku menghela nafas
sejenak mendongak ke atas, ya hanya lampu yang terlihat menyinari kamarku yang
tak begitu besar. Akupun berlalu untuk tidur sebab esok hari masih banyak
pekerjaan yang harus ku urus diorganisasi dan jurusanku.
***
Pagi ini aku sengaja
bangun lebih awal, agar lekas sampai dikampus dan tak terjebat macet dijalan
nanti. Seperti biasa aku berkeliling sebentar ke jurusan hanya sekedar
melihat-lihat keadaan sekitar fakultas yang sejak pagi tadi
sudah ramai oleh mahasiswa yang jadwal kuliah pagi. Datang lalu duduk
diparkiran ngobrol bersama penjaga parkir, itu sudah sering kulakukan sembari
menunggu seorang wanita manis yang selalu kuceritakan dalam sajak-sajak kemarin
sore saat sedang bersantai disebuah pelataran toko dibawah rintikan hujan.
Namun
berbeda dengan pagi ini, ku sempatkan singgah disekretariat Lpm Dinamika
dibelakang aula utama kampus. Setelah mendapat ucapan selamat ultah dari
beberapa senior disana, aku langsung menuju kelas berjumpa dengan teman sekelas
yang sedang duduk menjaga standnya disana ditemani beberapa seniornya saat itu.
Berbincang hangat sebentar seputar politik dikampus dan perbincangan itu
berkanjut ke kantin.
Beberapa
menit menunggu, akhirnya wanita manis itu datang juga dengan setelan tas
samping yang berwarna hitam legam dan mengalungi lengan kanannya. Sebuah buku
berbentuk note melekat ditangannya, bak mahasiswi senior semester atas, dan
itulah wanita manis yang sering kuperbincangkan saat didera rindu padanya.
Bawaannya yang santai membuatku berfikir apakah dia mengingat bahwa hari ini
aku bertambah usia.
Aku
masih sibuk dengan ponselku yang terus menerus bergetar. sudah banyak masuk
notifikasi diberanda facebookku, kadang kala aku tertawa dengan semua ucapan
para fans dan teman-teman. Dengan senang hati aku membalas satu persatu kiriman
tersebut, dengan balasan yang baik pula pastinya, dan aku juga belum menemui
ucapan dari wanita manis itu.
Bakkk,
buku coklet berbentuk note itu menyentuh bahu kiriku, pukulan sedikit kuat
namun tepat menempel dilengan kiri bajuku, aku tersenyum sedikit lebar melihat
ke arahnya. Ia berpamitan ingin pergi dengan temannya yang sudah beberpa langkah
didepan dari padanya, sebelum berbalik badan ia melempar senyum, sepertinya ia
bersemangat pagi ini. dan itulah yang membuat semangatku selalu ada ketika
melihat senyum manisnya.
Jam
masuk telah tiba, semua dosen berhalangan hadir sebab semua dosen ada acara workshop dan hanya memberikan kami
tugas. Tak ada kata perintah aku keluar dari kelas hanya ingin menghirup udara
luar ruangan yang pengap dengan kipas angin yang hanya membuat orang didalamnya
masuk angin. Sebuah panggilan nama terdengar jelas ditelingaku, aku berbalik
badan dan berlalu ke sumber suara.
Disana
ada beberapa perempuan dan tak ketinggalan wanita manis itupun turut hadir
mengisi bangku panjang halte disamping stand seorang kawan yang kadang-kadang
ada gila-gilanya. Belum sampai hingga beton putih membatasi jalan, teriakan
dengan nada marah terdengarku dan seorang perempuan lainnya juga ikut
memarahiku, pastinya dengan redaksi bahasa yang mengagetkanku. Saat itu akupun
bingung dengan perkataan yang kudengar, aku langsung menuju wanita manis
tersebut sembari memberi senyum. Suara marah itupun masih saja mengikutiku
walau aku sudah berada didekat wanita manis ini. hampir mengeluarkan air mata
ketika itu saat kupandang mata wanita manis itu berkaca-kaca. Dan jika memang
apa yang dikatakan oleh beberapa perempuan tadi benar, mungkin aku akan sangat
bersalah.
Akhirnya
semua itu hanyalah sebuah skenario semata, kemudian ia langsung mengambil kue
yang disembunyikan dibelakangnya, sembari mengucapkan selamat ulang tahun
abang. Semua yang kupikirkan sejak semalam sampai siang tadi seketika langsung
berubah dengan rasa haru dan bahagia. Merasa sangat disayangi dan sangat senang
ketika itu. Tak tau harus berkata apa, melainkan ucapan terima kasih atas apa
yang sudah dilakukannya hari ini. dan itulah yang membuatku makin sayang
padanya, dan menurutku ia sangat romantis.
Terimakasih
Tuhan, Engkau masih memberikan keberkahan umur yang sangat luar biasa ini,
untuk terus mendekatkan diri pada-Mu, berbakti kepada orang tua dan keluarga,
menjaga wanita manis itu agar selalu bersama-sama kala suka maupun duka.
Terimaksih diumur yang sudah menginjak dewasa ini masih diberikan kekuatan
jasmani untuk terus belajar mengukir karya-karya dan juga kesehatan rohani
untuk terus melaksanakan perintah-Mu. Terimakasih “my everything” untuk semua pengorbanan dan perjuangannya selama
ini, kasih sayang dan perhatiannya. Aku tahu kau sangat sayang padaku, dan
akupun begitu.
Pada
akhirnya, aku hanya ingin menyebutkan sebuah doa kepada-Mu ya Tuhanku. Agar,
aku selalu dalam lindungan-Mu. Mampu mengajarkan yang baik untuk semua orang
yang kusayang terkhusus untuk wanita manis itu agar aku mampu membimbingnya
menuju cinta-Mu yang hakiki. Bisa meluangkan waktu untuknya walau dalam keadaan
sibuk, berikan dia kesehatan jasmani dan rohaninya sehingga dia bersemangat
dalam melaksanakan aktifitas studynya. Tuhanku, aku sayang padanya namun tak
akan pernah kulupakan cintaku pada-Mu. Ajari aku cara untuk membahagiakannya,
aku hanya ingin selalu dekat dengannya. Tuhan, aku tak butuh penghargaan yang
besar, cukup dia selalu ada buatku dan kabulkanlah doaku.